Ia menjelaskan ada 47 orang lainnya termasuk, 20 wanita, 11 pria, 8 anak-anak dan 8 anggota pasukan keamanan telah terluka, dengan 10 korban diantaranya dalam keadaan kritis.
Tidak ada yang mengaku bertanggung jawab atas pemboman itu, tetapi pejabat lokal menyalahkan gerilyawan Taliban.
Perwakilan Taliban, yang telah memerangi pemerintah Afghanistan yang didukung asing sejak mereka digulingkan dari kekuasaan oleh pasukan pimpinan AS pada akhir 2001, tidak dapat segera dihubungi untuk berkomentar.
Negosiasi perdamaian antara pemerintah Afghanistan dan pemberontak Taliban di ibu kota Qatar, Doha, telah berusaha untuk membuat kemajuan di tengah seruan internasional untuk mengurangi kekerasan.
Dewan Keamanan PBB dalam sebuah pernyataan mengutuk keras jumlah serangan yang dikhawatirkan memang dengan sengaja menargetkan warga sipil di Afghanistan.
"Anggota Dewan Keamanan menyerukan diakhirinya segera serangan yang ditargetkan itu dan menekankan kebutuhan mendesak dan penting untuk membawa para pelaku ke pengadilan," katanya.
Presiden Ashraf Ghani mengutuk keras serangan itu dan menyalahkan Taliban.
"Taliban, melanjutkan perang tidak sah dan kekerasan terhadap rakyat," kata Ghani seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters pada Minggu, 14 Maret 2021.