Baca Juga: Beberapa Hari setelah Kirim Permintaan Maaf, Siswa SMA di Malaysia Meninggal Dunia dalam Kecelakaan
Lebih lanjut, AS pun menginginkan untuk tidak mengulangi kesalahan di masa lalu dengan menggunakan alat atau layanan yang menimbulkan ancaman keamanan nasional.
Hal ini tentunya demi keamanan dan juga keselamatan orang Amerika Serikat di masa yang akan datang.
Menurut South China Morning Post (SCMP), penunjukan itu muncul di atas sejumlah langkah yang dilakukan AS terhadap Huawei saat pemerintahan Donald Trump.
Bahkan, AS menyiapkan dana hingga 1,9 miliar untuk membayar operator guna merobek dan mengganti peralatan Huawei dan ZTE dari jaringan AS.
Pada briefing awal bulan ini, melalui juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price, pemerintah AS ikut prihatin tentang hal tersebut.
“Prihatin tentang bahaya memasang jaringan dengan peralatan yang dapat dimanipulasi, diganggu, dan bahkan dikendalikan oleh Republik Rakyat China,” katanya.
“Yang seperti kita ketahui, tentu saja, tidak memperhatikan hak asasi manusia atau privasi,” sambungnya.
Awal bulan ini, seorang pejabat AS mengatakan bahwa pemerintahan Joe Biden diperkirakan akan membentuk satuan tugas.