Yakni untuk menangani gangguan dunia maya terkait hubungan AS dan China yang terus memanas.
Pusat Kontra Intelijen dan Keamanan Nasional (NCSC) memperingatkan bahwa upaya balasan yang dilakukan China atas AS telah meningkat.
Baca Juga: Diserang Hama Secara Masif, Para Petani di Sumba NTT Terancam Gagal Panen
Terutama untuk mendapatkan data kesehatan AS, terlebih DNA, melalui peretasan telah meningkat selama pandemic Covid-19.
NCSC menuliskan bahwa data kesehatan yang dimiliki AS adalah target yang menarik bagi pemerintah China.
Karena keragaman populasinya dan karena perlindungan negara yang relatif lemah untuk data pribadi.
Di bawah pemerintahan Trump, hubungan antara kedua negara telah memburuk karena masalah seperti pelanggaran HAM di Xinjiang.
Ditambah pelanggaran terhadap status khusus Hong Kong, tuduhan praktik perdagangan yang tidak adil oleh Beijing.
Serta kurangnya transparansi mengenai pandemi dan agresi militer China di Hong Kong.***