Rusak 15 Juta Dosis Vaksin Covid-19, Pabrik Manufaktur Vaksin Astrazeneca di AS Dihentikan Joe Biden

- 5 April 2021, 10:52 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19 AstraZeneca yang tiba di Indonesia pada Senin malam, 8 Maret 2021.
Ilustrasi vaksin Covid-19 AstraZeneca yang tiba di Indonesia pada Senin malam, 8 Maret 2021. /The Globe and Mail

PR BEKASI - Pemerintah Amerika Serikat pada Sabtu, 3 April 2021 telah menghentikan operasional pabrik manufaktur Baltimore, Maryland, tempat pembuatan vaksin Covid-19.

Baltimore diketahui sebagai lokasi untuk membuat vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh AstraZeneca Plc, demikian laporan New York Times.
 
Pabrik itu sebelumnya dilaporkan merusak 15 juta dosis vaksin Covid-19 Johnson & Johnson setelah melakukan kesalahan dalam pencampuran bahan baku vaksin.
 
J&J mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya "memikul tanggung jawab penuh terkait pembuatan zat obat untuk vaksin Covid-19 di fasilitas Emergent BioSolutions Inc. Bayview.”

Baca Juga: Didesak Minta Maaf pada Jokowi, AHY: Kami Difitnah, Justru Kubu KLB yang Harusnya Minta Maaf karena Buat Gaduh

Baca Juga: Akun Sekretariat Negara Beritakan Pernikahan Atta-Aurel, Uki: Apa Pentingnya Akun Resmi Negara Siarkan Ini? 

J&J tidak mengatakan secara khusus apakah akan mengambil alih pabrik tersebut atau tidak, seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters pada Senin, 5 April 2021.

Perusahaan itu tidak menanggapi permintaan komentar Reuters untuk menyampaikan klarifikasi.

The New York Times melaporkan bahwa AstraZeneca mengatakan dalam sebuah pernyataan, akan bekerja sama dengan pemerintahan Presiden Joe Biden untuk menemukan lokasi alternatif.
 
Sayangnya, produsen obat itu tidak menanggapi permintaan untuk berkomentar.

Langkah Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS selanjutnya akan membuat fasilitas Emergent BioSolutions semata-mata dikhususkan untuk membuat vaksin dosis tunggal Johnson & Johnson dan dimaksudkan untuk menghindari percampuran di masa depan, menurut laporan surat kabar tersebut, yang mengutip dua pejabat senior kesehatan federal.

Baca Juga: Dihina karena Tak Hadir di Acara Pernikahan Atta-Aurel, Ria Ricis: Gimana Mau Datang Kalau Tidak Diundang 

Dokter utama ahli penyakit menular pemerintah AS mengatakan kepada Reuters bahwa negara tersebut mungkin tidak memerlukan vaksin AstraZeneca, meskipun telah mendapat persetujuan.

Dikutip dari The Guardian, Johnson & Johnson mengatakan bahwa sejumlah vaksin Covid-19 gagal memenuhi standar kualitas dan tidak dapat digunakan.

Pembuat obat tidak mengatakan berapa banyak dosis yang hilang dan tidak jelas bagaimana masalah tersebut akan berdampak pada produksi di masa depan.

Produsen obat tersebut mengatakan pada Rabu, 31 Maret 2021 bahwa mereka telah menemukan masalah dengan bahan yang digunakan dalam vaksin Covid 19, yang diproduksi di tempat produksi di Baltimore.

Pabrik Baltimore sendiri diketahui milik Emergent Biosolutions, salah satu dari sekitar 10 perusahaan yang digunakan J & J untuk mempercepat manufaktur.

Baca Juga: Waspadai! BMKG Ungkap Siklon Tropis Bisa Timbulkan Cuaca Ekstrem Bahkan Bencana 

Pekerja di pabrik yang memproduksi vaksin Covid-19 untuk J&J dan AstraZeneca secara tidak sengaja mencampurkan bahan-bahan vaksin beberapa minggu lalu, New York Times sebelumnya melaporkan, menambahkan bahwa pejabat federal mengaitkan kesalahan itu dengan kesalahan manusia.

Masalah tersebut kini sedang diidentifikasi dan ditangani dengan Emergent bersama dengan Food and Drug Administration (FDA) AS, kata J&J, seraya menambahkan pihaknya mengirim lebih banyak orang untuk mengawasi manufaktur di pabrik.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: The Guardian REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x