Miliki Cara Unik Ajarkan Lingkungan ke Anak Muda, Aktivis Bakau Indramayu Kini Jadi Sorotan Dunia

- 8 April 2021, 20:03 WIB
Mantan guru sekolah yang menjadi Aktivis Tanaman Bakau di Indramayu mendapat sorotan dari media asing.
Mantan guru sekolah yang menjadi Aktivis Tanaman Bakau di Indramayu mendapat sorotan dari media asing. /Reuters

PR BEKASI - Berlapis lumpur hampir setinggi lutut, sekelompok kecil anak muda Indonesia menanam bibit tanaman bakau di sepanjang hamparan garis pantai yang terbuka di sebelah Laut Jawa di bawah pengawasan pemerhati lingkungan setempat, Samsudin.

Mantan guru sekolah, Samsudin, kini mengabdikan hidupnya untuk konservasi dan menggunakan wayang serta mendongeng.

Hal itu dilakukannya untuk menyebarkan pesan kepada kaum muda mengenai pentingnya melindungi hutan bakau di daerah yang mengalami erosi pantai yang parah.

Baca Juga: Anies Baswedan Didemo HMI MPO, Ferry Koto: Hal-hal Seperti Ini Justru Menaikkan Popularitas Dia  

“Agar tidak terjadi pasang surut, kami menanam bakau, hutan untuk hewan, dan oksigen agar kami dapat hidup," katanya, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari Reuters pada Kamis, 8 April 2021.

"Saya merangkai semuanya ke dalam cerita saya," tambah pria berusia 50 tahun ini.

Dia merenungkan bagaimana masyarakat di sekitar situ menganggap tanaman bakau sebagai 'gangguan' dan akan mencabutnya.

Indonesia adalah rumah bagi lebih dari seperlima hutan bakau dunia, yang secara alami membantu mencegah air pasang tinggi.

Baca Juga: Diduga Terlibat Penipuan Penerimaan Pegawai di Pemkot Bekasi, Nur Alim Singgung Orang Dekat Wali Kota 

Namun selama bertahun-tahun, masyarakat pesisir telah menebang pohon untuk membuka jalan bagi tambak ikan dan udang serta sawah.

Samsudin mengajar anak-anak setempat yang berusia 11 hingga 15 tahun tiga kali seminggu, tentang cara menjaga lingkungan, terkadang menggambarkannya dengan boneka monyet dan orangutan.

Dia juga mengaku telah membantu penanaman bakau sepanjang 700 hektare di kawasan tersebut.

Meskipun upayanya difokuskan secara lokal, masalah ini telah menjadi perhatian nasional dan Indonesia baru-baru ini memulai salah satu kampanye terbesar di dunia untuk memulihkan hutan bakau.

Baca Juga: Laporan Pelecehan Seksual oleh Make Up Artis Diabaikan Polisi, Kapolsek Setiabudi Buka Suara  

Pemerintah menargetkan 150.000 hektare (370.660 hektare) setiap tahun di sembilan provinsi hingga tahun 2024.

Kepala Badan Restorasi Bakau Hartono mengatakan, Indonesia sebagai negara kepulauan dengan ribuan pulau, memiliki sekitar 3,3 juta hektare hutan bakau, dengan lebih dari 600.000 hektare dalam kondisi kritis.

Data Kementerian Kehutanan Indonesia dari 2017 memperkirakan lebih dari 1,8 juta hektar hutan bakau rusak.

Hartono menyampaikan penyebab utama dari degradasi di Indonesia adalah adanya pembalakan liar dan konversi lahan.

Baca Juga: Minta Jokowi Hentikan Proyek Ibu Kota Baru, HNW: Pemerintah Perlu Fokus Atasi Pandemi Covid-19 

Cukup Rudiyanto, aktivis lain di Indramayu yang menanam bakau, juga menuding minimnya sedimentasi di kawasan pesisir timur ibu kota Jakarta ini menyebabkan kerusakan hutan bakau.

Lebih lanjut, bagi Samsudin, mengajarkan masalah ini adalah hasil dari kecintaan pada pekerjaan meskipun dia mengakui beberapa pertanyaan di keluarganya sendiri mengapa dia mencurahkan begitu banyak waktu untuk itu.

Tapi bagi Muhammad Jefri, 12 tahun, salah satu murid Samsudin, pelajaran itu bergema.

“Saya ingin melindungi lingkungan, karena itu penting bagi manusia,” katanya.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x