Penjahit Transgender asal Pakistan, Berharap Bulan Ramadhan 1422 H Bawa Berkah untuk Butiknya

- 12 April 2021, 16:30 WIB
 Jiya (35), seorang wanita transgender dan penjahit, berbicara dengan seorang pelanggan di tokonya di Karachi, Pakistan 5 April 2021.
Jiya (35), seorang wanita transgender dan penjahit, berbicara dengan seorang pelanggan di tokonya di Karachi, Pakistan 5 April 2021. /REUTERS / Akhtar Soomro/

PR BEKASI – Wanita transgender Pakistan yang berprofesi sebagai penjahit berharap bulan Ramadhan tahun ini dapat membawa berkah pada usahanya.

Ditemui oleh kantor berita Reuters, di Butik miliknya ‘The Stitch Shop’ di pasar Karachi Baru, Jiya terlihat sedang mengukur baju pelanggannya.

Matanya bersinar dengan prospek bulan Ramadhan yang akan membuat butiknya ramai, ia pun berambisi agar usahanya dapat berkembang.

Baca Juga: Ezra Walian hingga Victor Igbonefo Torehkan Rekor ketika Persib Melaju ke Semi Final Piala Menpora 2021

Jiya berusia 35 tahun menggunakan satu nama seperti kebanyakan transgender di Pakistan, telah memulai usahanya dengan membuka Butik umum untuk membuat pakaian wanita dan wanita transgender.

Langkah yang berbeda, mengingat trans lain di Pakistan menjalankan bisnis menjahit mereka cenderung dilakukan di luar rumah. Waspada terhadap pengucilan di negara dengan banyak Muslim konservatif.

"Banyak pemilik penyewaan yang enggan memberikan toko kepada seorang wanita transgender," kata Jiya seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters pada Senin, 12 April 2021.

Baca Juga: Tak Bubarkan Acara Habib Rizieq, Eks Kapolsek Jakpus: Bila Dibubarkan Akan Terjadi Kerusuhan

Namun setelah usaha yang Jiya lakuakan dia akhirnya mendapatkan satu tempat di pasar Karachi Baru.

Tak sendiri  dia membuka jasa jahitnya dengan dua wanita trans lainnya pada bulan Maret 2021 untuk dapat memulai bisinisnya pada Bulan Ramadhan 1422 Hijriyah yang jatuh pada pertengahan April 2021.

Bulan puasa Islam secara tradisional merupakan periode sibuk bagi penjahit karena orang membeli pakaian baru untuk merayakan Idul Fitri dan mengakhiri ibadah puasa Ramadhan.

Baca Juga: Kritik Pemerintah Prancis terkait Islamofobia, Jurnalis Muslim Prancis Dapat Ancaman Pembunuhan

Bagi Jiya, yang belajar di sekolah khusus laki-laki dan belajar menjahit dengan bantuan sesama transgender dan membuka tokonya menandai untuk memulai ambisinya.

"Kami ingin mengembangkan bisnis ini. Kami ingin butik dengan desain Timur dan Barat, semua jenis gaun," ucapnya.

Banyak dari pelanggannya adalah wanita, yang mengatakan bahwa mereka lebih memilih wanita transgender untuk membuat pakaian mereka, perubahan dari kebanyakan toko penjahit yang dijalankan oleh pria.

Baca Juga: tvN Beri Klarifikasi, Ardhito Pramono: Anehnya Saya sebagai Pencipta Lagu Tak Sekalipun Dapat Informasi

"Saya merasa nyaman saat dia melakukan pengukuran," kata pelanggan Farzana Zahid.

Parlemen Pakistan mengakui jenis kelamin ketiga pada tahun 2018, memberikan hak-hak dasar kepada individu seperti kemampuan untuk memilih dan memilih jenis kelamin mereka pada dokumen resmi.

Sensus 2017 mencatat sekitar 10.000 transgender, meskipun kelompok hak trans mengatakan jumlahnya bisa lebih dari 300.000 di negara berpenduduk 220 juta.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x