Kementerian Kesehatan Kirgizstan Promosikan Ramuan Akar Beracun sebagai Obat Covid-19

- 19 April 2021, 20:25 WIB
Ilustrasi ramuan - Kirgizstan mempromosikan ramuan tradisional yang terbuat dari akar beracun yang dinilai bisa mengobati Covid-19.
Ilustrasi ramuan - Kirgizstan mempromosikan ramuan tradisional yang terbuat dari akar beracun yang dinilai bisa mengobati Covid-19. /Pixabay

PR BEKASI - Kirgizstan mempromosikan ramuan tradisional yang terbuat dari akar beracun yang dinilai bisa mengobati Covid-19 saat negara itu memerangi gelombang baru infeksi virus corona.

Namun rupanya hal itu menuai peringatan keras dan kritik dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Straits Times, Senin, 19 April 2021, promosi akar beracun tersebut ternyata langsung disampaikan oleh Kementerian Kesehatan Kirgizstan pada Jumat, 16 April 2021.

Baca Juga: Tega! Orang Tua Ini Tega Jual Anak Gadisnya yang Masih 12 Tahun ke Rentenir untuk Lunasi Utang Rp70 Juta

Menteri Kesehatan Alimkadyr Beishenaliyev menyesap sebuah minuman yang mengandung ekstrak akar aconite di publik saat dia mempromosikan obat itu dan berbicara tentang khasiat penyembuhannya.

"Tidak ada bahaya bagi kesehatan," kata Beishenaliyev setelah meminum ramuan itu.

"Anda perlu meminumnya panas, dan dalam dua atau tiga hari, hasil tes PCR (polymerase chain reaction) positif menghilang dan orang tersebut segera menjadi lebih baik," tuturnya.

Baca Juga: Felicia Tissue Muncul Lagi ke Publik Bahas Prinsip Hidup dan Tanggung Jawab, Sindiran untuk Kaesang Pangarep?

Akar aconite digunakan dalam pengobatan tradisional meskipun dianggap sangat beracun.

Pihak berwenang mengatakan bahwa gelombang ketiga Covid-19 menerjang negara Asia Tengah berpenduduk 6,5 juta orang itu bertepatan dengan musim panas yang sulit karena virus telah membanjiri rumah sakit di sana.

Menjelang presentasi, Presiden Sadyr Japarov melalui akun Facebook-nya pada Kamis malam, merilis sebuah video yang menunjukkan proses pembuatan obat tersebut.

Baca Juga: Gus Yaqut Resmi Melarang Kegiatan Takbir Keliling di Malam Idul Fitri, Ini Alasannya

Label pada botol menyebut minuman itu efektif "melawan virus corona dan kanker perut", tetapi memperingatkan bahwa meminum larutan tanpa memanaskannya dapat mengakibatkan kematian.

Promosi obat tradisional tersebut langsung menuai kritik dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Kamis, 15 April 2021 karena dianggap belum lolos uji klinis.

"Obat yang belum menjalani uji klinis tidak dapat didaftarkan dan direkomendasikan untuk digunakan secara luas oleh penduduk," kata WHO.

Baca Juga: MU dan Barcelona Gabung European Super League, Tsamara Amany: Benar-benar Gila Sepakbola, Ini Perang

Presiden Sadyr Japarov bukanlah pemimpin negara pertama di dunia yang mengklaim obat herbal untuk membasmi virus corona.

Di Turkmenistan, negara Asia Tengah lainnya, Gurbanguly Berdymukhamedov memuji akar licorice sebagai obat Covid-19, penyakit yang menurutnya belum menyentuh negara terpencilnya yang berpenduduk enam juta orang.

Presiden Madagaskar Andry Rajoelina telah mempromosikan infus yang dibuat secara lokal berdasarkan artemisia tanaman anti-malaria untuk melawan virus corona.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: The Straits Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah