Pengamat Sebut Masalah Konflik Palestina-Israel Ada pada Kedua Pemimpin Negara

- 16 Mei 2021, 14:17 WIB
Pengamat menyebutkan bahwa masalah konflik yang tengah terjadi antara Palestina dan Israel ada pada kedua pemimpin tersebut.
Pengamat menyebutkan bahwa masalah konflik yang tengah terjadi antara Palestina dan Israel ada pada kedua pemimpin tersebut. /Reuters

Baca Juga: Kecam Serangan Israel, Pemain Leicester Kibarkan Bendera Palestina saat Selebrasi Juara FA Cup

Seperti di masa lalu, kekerasan memperburuk perpecahan dan polarisasi politik, ibarat memberi makan narasi kebencian para ekstremis.

Keadaan ini tidak manusiawi, tidak dapat ditoleransi, tidak rasional dan sepenuhnya tidak dapat diterima.

Orang Yahudi dan Arab yang hidup berdampingan dapat dan harus berbuat lebih baik. Namun agar ini terjadi, kejujuran yang lebih besar sangat penting.

Disebutkan bahwa tidak ada gunanya berpura-pura, seperti yang dilakukan banyak orang di Israel, AS, Eropa dan lingkungan Arab, bahwa "masalah Palestina" entah bagaimana akan hilang dengan sendirinya. Tidak akan.

Baca Juga: Sebut Palestina Sama Berengseknya dengan Israel, Teddy Gusnaidi Minta Bantuan ke Palestina Dihentikan

Jadi, jujur saja. Benjamin Netanyahu tidak cocok menjadi perdana menteri Israel.

Penolakan de facto terhadap solusi dua negara yang didukung PBB, dukungannya untuk penyitaan atau aneksasi tanah Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem Timur, sikap diskriminatifnya terhadap orang Arab Israel, toleransinya terhadap agama neo-fasis dan pemukim sayap kanan.

Mahmoud Abbas, seorang tokoh yang didiskreditkan yang memimpin Otoritas Palestina, bukanlah pemimpin yang cocok untuk Palestina, terutama tanpa pemilihan baru.

Pada akhirnya persoalan agama, suku, ras bahkan tanah bukanlah masalah utama.

Halaman:

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x