PR BEKASI - UNICEF melaporkan bahwa telah terjadi malnutrisi parah pada anak-anak di Haiti.
Hal tersebut meningkat lebih dari dua kali lipat pada tahun ini karena pandemi Covid-19, kekerasan, dan faktor lainnya.
Kurangnya nutrisi yang tepat dan air bersih menyebabkan balita mengalami gizi buruk.
Selain itu, lingkungan yang tidak higienis dan kondisi cuaca ekstrem juga meningkatkan jumlah balita gizi buruk dari 41.000 pada 2020 menjadi 86.000 tahun ini.
"Hanya dalam satu tahun, lebih dari dua kali jumlah anak diperkirakan menderita kekurangan gizi akut yang parah di Haiti," kata Jean Gough selaku kepala Direktur Regional UNICEF untuk Amerika Latin, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com melalui UPI, Senin, 1 Juni 2021.
"Di rumah sakit, saya sedih melihat begitu banyak anak menderita kekurangan gizi," ujar Gough.
"Beberapa tidak akan pulih kecuali mereka menerima perawatan tepat waktu," ujarnya.
UNICEF memperkirakan bahwa malnutrisi yang terjadi di kalangan anak-anak di Haiti tahun ini melonjak 61 persen dari 134.000 pada 2020 menjadi 217.000 tahun ini.
Lonjakan tersebut telah memicu kekhawatiran dalam kekurangan makanan untuk beberapa minggu mendatang.
Selain itu badan PBB juga mengatakan bahwa kemungkinan bisa terjadi kehabisan pasokan makanan pada Juni tahun ini.
Hal tersebut bisa saja ditangani, jika dapat mengumpulkan bantuan dengan cepat sebanyak 3 juta dolar.
Selama setahun penuh, UNICEF berharap dapat mengumpulkan setidaknya 48.9 juta dolar untuk memenuhi kebutuhan dari 1.5 juta orang di Haiti. Karena hampir lebih dari 700 ribu adalah anak-anak.
Baca Juga: UNICEF Perkirakan 12.336 Bayi Akan Lahir di Indonesia pada Tahun Baru 2021
UNICEF mengatakan bahwa sejauh ini aktivitas kemanusiaan hampir sepenuhnya kekurangan dana.
Sementara itu cuaca buruk seperti musim badai juga dapat menghalangi akses masuknya bantuan makanan dalam beberapa bulan mendatang.
"Gangguan yang disebabkan oleh pandemi telah menyebabkan penurunan dalam tingkat imunisasi anak untuk penyakit seperti difteri dan campak," ucapnya.
Sementara untuk anak-anak yang tidak divaksinasi juga lebih rentan terkena penyakit dan meninggal karena kekurangan gizi.***