Menyayat Hati, Pengakuan Wanita Muslim Uighur saat Dipaksa Aborsi oleh China

- 7 Juni 2021, 09:58 WIB
Ilustrasi wanita Muslim Uighur dipaksa aborsi oleh China.*
Ilustrasi wanita Muslim Uighur dipaksa aborsi oleh China.* /REUTERS/Murad Sezer

PR BEKASI - Tiga Muslim Uighur yang berhasil melarikan diri dari China ke Turki memberikan pengakuan yang mengejutkan.

Pasalnya, mereka mengaku mengalami penyiksaan dan dipaksa aborsi oleh otoritas China.

Diketahui, sebagian besar Muslim Uighur diduga ditahan di kamp konsentrasi yang berada di wilayah Xinjiang.

Baca Juga: 'Tampar' Kasus HAM Muslim Uighur, DPR AS Serukan Boikot Olimpiade Beijing 2022

Ketiganya turut melampirkan bukti-bukti yang mendukung tuduhan penyiksaan dan aborsi paksa tersebut ke pengadilan independen di London.

Kendati tak mendapat dukungan dari pemerintah Inggris, pengadilan independen itu pastikan akan menarik banyak saksi.

Dilansir PikiranRakyat-Bekasi.com dari The Independent, pengacara yang fokus dalam kasus Hak Asasi Manusia (HAM), Geoffrey Nice dikabarkan akan memimpin pengadilan tersebut.

Baca Juga: Pemerintah China Penjarakan Ratusan Ulama Uighur selama 7 Tahun, demi Doktrinasi Ulang Pemahaman Islam

Dengan begitu, diharapkan adanya penyelidikan lebih lanjut terkait dugaan genosida terhadap etnis Uighur oleh otoritas China.

Seorang saksi yang diketahui bernama Bumeryem Rozi mengaku bahwa dirinya dan beberapa wanita hamil lainnya mengalami aborsi paksa pada 2007.

Pada saat itu, dia terpaksa harus menurut karena takut pihak otoritas China akan menyita dan membahayakan keluarganya.

Baca Juga: Organisasi Agama Uighur Kecam Upaya Amerika Serikat Rusak Hubungan China dan Islam

"Polisi datang, satu orang Uighur dan dua orang Cina. Mereka memasukkan saya dan delapan wanita hamil lainnya ke dalam mobil dan membawa kami ke rumah sakit," kata Rozi.

"Pertama-tama, mereka memberi saya pil dan menyuruh saya untuk meminumnya. Jadi saya turuti. Saya tidak tahu apa itu. Setengah jam kemudian, mereka menusukkan jarum ke perut saya. Dan beberapa waktu setelah itu saya kehilangan anak saya," lanjutnya.

Dengan adanya bukti-bukti yang dibawa ketiga Musilm Uighur tersebut, pengadilan independen mendesak adanya tindakan internasional atas dugaan pelanggaran di Xinjiang.

Baca Juga: Turki Panggil Kedutaan China untuk Respons Soal Pengakuan Muslim Uighur?

Sebagai informasi, diperkirakan lebih dari satu juta Muslim Uighur ditangkap dan dikurung di kamp konsentrasi yang disebut-sebut sebagai tempat 'pendidikan ulang'.

Kendati sejumlah bukti telah mencuat, pemerintah China tetap membantah tuduhan tersebut.

Pemerintah China mengaku bahwa kamp-kamp tersebut mengajarkan bahasa Mandarin, keterampilan kerja, dan hukum, dan kini telah ditutup.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: The Independent


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x