Vietnam Terbitkan Kode Etik Bermedia Sosial, Harus Unggah Konten Positif Tentang Negara

- 20 Juni 2021, 10:00 WIB
Seorang pria melewati poster Kongres Nasional Partai Komunis Vietnam ke-13 di Hanoi Vietnam, Senin, 25 Januari 2021.
Seorang pria melewati poster Kongres Nasional Partai Komunis Vietnam ke-13 di Hanoi Vietnam, Senin, 25 Januari 2021. /Thanh Hue/REUTERS

PR BEKASI - Vietnam memperkenalkan pedoman nasional tentang perilaku di media sosial pada Jumat, 18 Juni 2021.

Kode etik itu mendorong agar rakyat Vietnam untuk mengunggah konten positif tentang Vietnam serta mengharuskan pegawai negeri untuk melaporkan "informasi yang bertentangan" kepada atasan mereka.

Kode etik tersebut melarang unggahan yang melanggar hukum dan "mempengaruhi kepentingan negara" dan berlaku untuk organisasi negara, perusahaan media sosial, dan semua penggunanya di Vietnam.

Baca Juga: Vietnam Ajukan Penundaan SEA Games ke Tahun Depan, Indonesia dan Negara ASEAN Lain Kompak Menolak

"Pengguna media sosial didorong untuk mempromosikan keindahan pemandangan, masyarakat, dan budaya Vietnam, dan menyebarkan cerita baik tentang orang baik," bunyi kode etik tersebut, yang tertuang dalam keputusan kementerian informasi tertanggal Kamis, 17 Juni 2021.

Namun tidak jelas sejauh mana keputusan itu mengikat secara hukum, atau bagaimana itu akan ditegakkan di negara komunis tersebut.

Partai Komunis yang berkuasa di Vietnam hanya menoleransi sedikit kritik, mempertahankan kontrol ketat atas media di negara itu sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Asia One pada Minggu, 20 Juni 2021.

Baca Juga: Promosi BTS Meal Malah Pakai Foto EXO, McDonald's Vietnam Diamuk Penggemar

Selain itu dalam beberapa tahun terakhir Partai Komunis itu juga memimpin tindakan keras yang intensif terhadap para pembangkang dan aktivis, beberapa di antaranya bahkan menjalani hukuman penjara yang lama karena unggahan di Facebook dan YouTube Google.

Pada November tahun lalu, Reuters secara eksklusif melaporkan bahwa pihak berwenang Vietnam telah mengancam akan menutup Facebook jika raksasa media sosial itu tidak tunduk pada tekanan pemerintah untuk menyensor lebih banyak konten politik lokal di platform tersebut.

Vietnam adalah pasar utama untuk Facebook, yang melayani sekitar 60 juta pengguna di negara itu dan menghasilkan pendapatan hampir US$1 miliar sekira Rp14 trilun (kurs Rp14.489), menurut sumber yang mengetahui angka tersebut.

Baca Juga: Petani Beras di Vietnam Mulai Beralih Jadi Petambak Udang Akibat Perubahan Iklim, Sinyal Bahaya?

Kode etik baru itu mengharuskan penyedia media sosial di Vietnam untuk "berurusan dengan pengguna sesuai dengan hukum Vietnam" ketika diminta oleh pihak berwenang untuk menghapus konten dari platform mereka.

Ini mendorong pengguna media sosial untuk membuat akun menggunakan identitas asli mereka, berbagi informasi dari sumber resmi, dan menghindari konten yang melanggar hukum, mengandung bahasa yang buruk, atau mengiklankan layanan ilegal.

Pada bulan Januari, pengguna media sosial Vietnam menggunakan laporan cuaca palsu dan skor sepak bola sebagai sarana kreatif untuk membahas perselisihan kepemimpinan Partai Komunis setelah larangan resmi terhadap spekulasi menjelang kongres Partai.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Asia One


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah