China Bangun Lebih dari 100 Silo Rudal Nuklir, AS Sebut Pembangunan Senjata Nuklir 'Mengkhawatirkan'

- 4 Juli 2021, 18:50 WIB
Ilustrasi bendera AS dan China. AS sebut pembangunan senjata nuklir mengkhawatirkan seiring menanggapi China yang dikabarkan membangun lebih dari 100 silo rudal nuklir.
Ilustrasi bendera AS dan China. AS sebut pembangunan senjata nuklir mengkhawatirkan seiring menanggapi China yang dikabarkan membangun lebih dari 100 silo rudal nuklir. /Reuters/Tingshu Wang


PR BEKASI - Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa peningkatan pembangunan senjata nuklir China yang cepat terlihat mengkhawatirkan.

AS juga meminta agar Beijing untuk ikut terlibat dengannya dalam langkah-langkah praktis untuk mengurangi risiko perlombaan senjata nuklir yang tidak stabil.

Juru bicara Departemen Luar Negeri, Ned Price mengatakan bahwa peningkatan tersebut menjadi lebih sulit bagi China dalam menyembunyikan pembangunan senjata nuklir tersebut.

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters pada Minngu, 4 Juli 2021, pembangunan senjata nuklir itu juga terlihat menyimpang dari strategi nuklir puluhan tahun yang lalu yang didasarkan pada pencegahan minimal.

Baca Juga: Pakistan Dukung Lagi China Usai Insiden Muslim di Xinjiang: Hubungan Kami Sangat Kuat

Price juga menanggapi pertanyaan tentang laporan di Washington Post yang mengatakan bahwa China telah mulai membangun lebih dari 100 silo rudal baru di daerah gurun di bagian barat China.

"Laporan-laporan ini dan perkembangan lainnya menunjukkan bahwa persenjataan nuklir RRC akan tumbuh lebih cepat, dan ke tingkat yang lebih tinggi daripada yang mungkin diantisipasi sebelumnya," kata Price menggunakan akronim untuk RRC.

"Penumpukan ini mengkhawatirkan. Ini menimbulkan pertanyaan tentang niat RRC. Dan bagi kami, ini memperkuat pentingnya mengejar langkah-langkah praktis untuk mengurangi risiko nuklir," kata Price.

"Kami mendorong Beijing untuk terlibat dengan kami dalam langkah-langkah praktis untuk mengurangi risiko destabilisasi perlombaan senjata, yang berpotensi destabilisasi ketegangan," katanya.

Halaman:

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x