WHO Kembali Usulkan Misi Penyelidikan Asal Usul Covid-19 dan Audit Laboratorium ke China

- 17 Juli 2021, 09:02 WIB
Kepala WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus. Organisasi kesehatan dunia, WHO kembali mengusulkan misi penyelidikan soal asal usul Covid-19 dan audit laboratorium ke China.
Kepala WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus. Organisasi kesehatan dunia, WHO kembali mengusulkan misi penyelidikan soal asal usul Covid-19 dan audit laboratorium ke China. /NDTV.COM

 

PR BEKASI - Organisasi kesehatan dunia (WHO) kembali mengusulkan untuk melakukan misi penyelidikan terkait asal usul Covid-19 ke China.

WHO juga mengatakan tahap kedua penyelidikan tentang asal-usul Covid-19 harus mencakup studi lebih lanjut di China.

Tak hanya itu, dalam misi penyelidikan tersebut juga disebutkan dengan melalukan audit laboratorium.

Kepala WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengusulkan lima prioritas untuk fase penyelidikan berikutnya.

Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 Berbayar di Indonesia Disorot WHO, Singgung soal Etika Pandemi

Hal tersebut Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan secara tertutup kepada negara-negara anggota pada hari Jumat, 16 Juli 2021 kemarin.

Mereka termasuk “audit laboratorium dan lembaga penelitian terkait yang beroperasi di area kasus manusia awal yang diidentifikasi pada Desember 2019”, kantor berita Reuters melaporkan, mengutip salinan pernyataan pembukaannya yang diberikan oleh WHO.

Ia juga menyarankan para penyelidik harus fokus pada “penelitian yang memprioritaskan wilayah geografis dengan indikasi paling awal sirkulasi SARS CoV-2”.

Selain itu, ia menyerukan lebih banyak penelitian tentang pasar hewan di dan sekitar kota Wuhan di China, tempat Covid-19 pertama kali terdeteksi.

Baca Juga: WHO Bereaksi Soal Kabar Thailand Akan Campur Vaksin Sinovac dan AstraZeneca

Seperti diketahui bahwa Badan Kesehatan PBB telah berada di bawah tekanan intensif untuk penyelidikan baru yang lebih mendalam tentang asal-usul Covid-19.

Sementara itu, para diplomat mengatakan bahwa China, yang telah menolak kembalinya para ilmuwan internasional, menyuarakan keberatan pada pembicaraan tertutup dengan mengatakan: "Rencana ini bukan dasar untuk studi di masa depan."

Sebuah tim yang dipimpin WHO menghabiskan empat minggu di dan sekitar pusat kota Wuhan dengan para peneliti China dan mengatakan dalam laporan bersama pada bulan Maret bahwa virus itu mungkin telah ditularkan dari kelelawar ke manusia melalui hewan lain.

Namun, negara-negara termasuk Amerika Serikat dan beberapa ilmuwan telah menuntut penyelidikan lebih lanjut, terutama ke Institut Virologi Wuhan yang sedang melakukan penelitian tentang kelelawar.

Baca Juga: WHO Beri 'Peringatan' Negara Kaya, Tak Boleh Pesan Booster Dosis Covid-19 Disaat Negara Lain Masih Membutuhkan

“Menemukan asal usul virus ini adalah latihan ilmiah yang harus dijauhkan dari politik. Agar itu terjadi, kami berharap China mendukung fase berikutnya dari proses ilmiah ini dengan membagikan semua data yang relevan dalam semangat transparansi,” kata Tedros Adhanom Ghebreyesus, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Al Jazeera pada Sabtu, 17 Juli 2021.

China menyebutkan bahwa teori bahwa virus itu mungkin telah lolos dari laboratorium Wuhan "tidak masuk akal" dan berulang kali mengatakan bahwa "mempolitisasi" masalah ini akan menghambat penyelidikan.

Pada jumpa pers reguler Jumat, 16 Juli 2021 ketika ditanya tentang komentar Tedros sebelumnya tentang perlunya lebih banyak data dari China.

Selanjutnya, juru bicara kementerian luar negeri China Zhao Lijian mengatakan bahwa beberapa data tidak dapat disalin atau meninggalkan China karena melibatkan informasi pribadi.

Per berita ini ditulis Pihak WHO belum menjelaskan rencana yang akan dilakukan terkait misi penyelidikan asal usul Covid-19 selanjutnya tersebut.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x