Selain itu, dia juga menambahkan dengan lebih banyak penelitian pada hewan juga harus dilakukan, khususnya di negara-negara dengan populasi kelelawar.
Namun, Liang mengatakan hipotesis kebocoran laboratorium tidak dapat diabaikan sepenuhnya, tetapi dia menyarankan bahwa jika bukti diperlukan, negara lain dapat melihat kemungkinan kebocoran dari laboratorium mereka.
Salah satu bagian penting dari teori kebocoran laboratorium yang berpusat pada keputusan Institut Virologi Wuhan (WIV) untuk menonaktifkan urutan gen dan basis data sampelnya pada 2019.
Ketika ditanya tentang keputusan ini, Yuan Zhiming selaku profesor di WIV dan direktur Laboratorium Keamanan Hayati Nasional, mengatakan bahwa saat ini database hanya dibagikan secara internal, karena kekhawatiran serangan dunia maya.***
Editor: Puji Fauziah
Sumber: REUTERS