“Jika Anda melihat di luar fasad itu, secara ekonomi China lebih rapuh daripada yang terjadi. Ini adalah sesuatu yang telah didiskusikan para ahli selama satu dekade,” katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Express, Jumat, 23 Juli 2021.
Menurutnya, model ekonomi dari pertumbuhan di china yang sangat cepat ini tidak stabil, tidak berkelanjutan, dan diperlukan reformasi besar-besaran
Banyak pakar yang mengatakan jika reformasi tidak dilakukan dalam waktu dekat, China akan mengalami pertumbuhan yang datar seperti yang kita lihat dengan Jepang pada 1990-an.
Bila hal itu terjadi, China tidak akan lagi terlibat dalam tingkat sensor dan represi yang luar biasa jika merasa aman, jika merasa sah, maka akan ada krisis yang sah di cakrawala.
Palu Monk menambahkan, bahaya konflik yang meletus karena langkah China yang tidak dipertimbangkan dengan baik telah meningkat pesat.
“Xi Jinping telah membersihkan jajaran militer senior. Sementara pembicaraan tentang invasi ke Taiwan telah mendominasi, China mungkin lebih rapuh secara militer daripada yang kita duga,” katanya.
"Setiap kesulitan dalam mencapai misi untuk menyerang Taiwan dapat berakhir dengan keruntuhan rezimnya sendiri,” kayanya.
Menurutnya, hal tersebut bisa menyebabkan krisis yang ditambah saat ini Xi Jinping telah membersihkan perwira inti dan dinas keamanan dan dia telah mengelilingi dirinya dengan orang-orang yang tidak akan menantangnya.