Rusia Siap Kirim Jet Tempur Sukhoi Su-30 ke Myanmar Dukung Kesepakatan Senjata

- 25 Juli 2021, 10:06 WIB
Rusia siap melanjutkan rencana untuk mengirimkan jet tempur Sukhoi Su-30 ke rezim militer Myanmar.
Rusia siap melanjutkan rencana untuk mengirimkan jet tempur Sukhoi Su-30 ke rezim militer Myanmar. /Wikicommons

PR BEKASI - Rusia siap melanjutkan rencana untuk mengirimkan jet tempur Sukhoi Su-30 ke rezim militer Myanmar yang semakin terisolasi.

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari The Moscow Times pada Minggu, 25 Juli 2021, kabar tersebut diungkapkan oleh seorang pejabat tinggi kerja sama pertahanan Rusia.

Moskow akan terus mendukung Myanmar dengan kesepakatan senjata dan kunjungan delegasi militer menyusul penggulingan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi dan Presiden Win Myint tahun ini.

Baca Juga: Rusia Luncurkan Jet Tempur 'Siluman Sukhoi', Vladimir Putin Siap Saingi Pesawat Amerika

Menurut Deutsche Welle dan Dmitry Shugayev selaku kepala Layanan Federal Rusia untuk Kerjasama Teknis-Militer, mengatakan bahwa Rusia akan terus mengimplementasikan rencana untuk mengirimkan jet Su-30 dan pesawat latih Yak-130 ke Myanmar.

Rusia  juga telah setuju untuk menjual enam pesawat Su-30 ke Myanmar pada 2018.

Ketika tentara Rusia berada di tengah serangan militer terhadap militan Rohingya yang disebut PBB sebagai pembersihan etnis.

Baca Juga: Media Rusia Soroti Penemuan Penjara Bawah Tanah Rahasia, Dihias Layaknya Gubuk Tua

Dmitry Shugayev juga menambahkan bahwa angkatan udara Myanmar saat ini telah mengoperasikan jet tempur Yak-130 dan MiG-29 buatan Rusia.

Setelah kudeta militer yang dilakukan pada Februari, data bea cukai Rusia menunjukkan bahwa junta Myanmar mengimpor 14,7 juta dolar peralatan radar pada bulan itu.

Hal itu mengikuti pengiriman barang-barang rahasia terkait pertahanan senilai 96 juta dolar atau setara dengan Rp1 triliun pada Desember.

Baca Juga: TV Rusia 'Mutilasi' Siaran Langsung Penampilan Ukraina saat Pembukaan Olimpiade Tokyo 2020

Sementara pengawas internasional mengatakan bahwa Myanmar telah menghabiskan 807 juta dolar atau setara dengan Rp11 triliun untuk impor senjata Rusia selama dekade terakhir dan menjadikan Rusia pengekspor militer No. 2 setelah China.

Selama kunjungannya ke Naypyidaw pada Januari, Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu telah setuju untuk memasok ke Myanmar dengan sistem rudal permukaan ke udara Pantsir-S1, drone pengintai Orlan-10E, dan peralatan radar.

Sedangkan Amerika Serikat telah menangguhkan kesepakatan perdagangan dengan Myanmar sampai kepemimpinan demokratis dipulihkan.

Baca Juga: AS dan Jerman Segel Kesepakatan Pipa Gas Kontroversial, Khawatir Eropa Tergantung pada Energi Rusia

Selain itu, beberapa perusahaan Singapura, termasuk perusahaan yang menjual produk anti-drone ke polisi Myanmar juga telah membatalkan kesepakatan mereka.

Di sisi lain Uni Eropa menuduh Rusia telah menghalangi tanggapan internasional terkoordinasi terhadap kudeta 1 Februari di Myanmar dan kekacauan yang dihadapinya sejak itu. 

Sementara itu, kelompok hak asasi manusia juga ikut menuduh Moskow telah melegitimasi upaya kudeta yang brutal dan melanggar hukum di Rusia.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: The Moscow Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah