Jepang Peringati 76 Tahun Bom Atom Nagasaki, Minta AS dan Rusia Berhenti Ciptakan Senjata Nuklir

- 10 Agustus 2021, 14:21 WIB
epang memperingati ke-76 pengeboman bom atom Nagasaki di kota Jepang.
epang memperingati ke-76 pengeboman bom atom Nagasaki di kota Jepang. /Reuters

PR BEKASI - Jepang memperingati ke-76 pengeboman bom atom pada Senin, 10 Agustus 2021.

Bersamaan dengan walikotanya yang mendesak agar Jepang, Amerika Serikat dan Rusia untuk berbuat lebih banyak dalam menghilangkan senjata nuklir.

Dalam pidatonya di Taman Perdamaian Nagasaki, Walikota Tomihisa Taue mendesak pemerintah Jepang untuk memimpin dalam menciptakan zona bebas nuklir di Asia Timur Laut daripada tinggal di bawah payung nuklir AS.

Hal itu juga mengacu pada janji AS untuk menggunakan senjata nuklirnya sendiri dalam membela sekutunya.

Baca Juga: Peringati 76 Tahun Bom Hiroshima-Nagasaki, Wali Kota Nagasaki Desak AS dan Rusia Hilangkan Senjata Nuklir

Taue juga memilih Amerika Serikat dan Rusia untuk berbuat lebih banyak untuk perlucutan senjata nuklir.

"Tolong lihat ke dalam membangun zona bebas senjata nuklir di Asia Timur Laut yang akan menciptakan 'payung non-nuklir' alih-alih 'payung nuklir' dan menjadi langkah menuju dunia yang bebas dari senjata nuklir," kata Taue, dikutip Pikiransakyat-Bekasi.com dari AP pada Selasa, 10 Agustus 2021.

Dia juga mendesak pemerintah Jepang untuk berbuat lebih banyak untuk mengambil tindakan untuk perlucutan senjata nuklir.

Pengeboman yang terjadi pada 9 Agustus 1945, terjadi tiga hari setelah Amerika Serikat melakukan serangan atom pertama di dunia di Hiroshima.

Baca Juga: Tak Menyangka, Gubernur Beirut: Ledakan Ini Ingatkan Saya pada Peristiwa di Hiroshima dan Nagasaki

Menewaskan 140.000 orang yang kemudian Jepang menyerah pada 15 Agustus sehingga diakhirinya Perang Dunia II.

Walikota juga meminta pemerintah dan anggota parlemen Jepang untuk segera menandatangani Traktat Pelarangan Senjata Nuklir 2017 yang mulai berlaku pada Januari.

Tokyo melepaskan kepemilikan, produksi, atau penyimpanan senjata nuklirnya sendiri, tetapi sebagai sekutu AS, Jepang menampung 50.000 tentara Amerika yang dilindungi oleh payung nuklir AS.

Pengaturan keamanan pasca-Perang Dunia II memperumit dorongan untuk membuat Jepang menandatangani perjanjian itu karena Jepang memperkuat militernya sendiri.

Baca Juga: Jelang Ulang Tahun Kelima, 'THE ALBUM' BLACKPINK Versi Jepang Puncaki Chart Album Harian Oricon

Selain itu Jepang juga meningkatkan kerja sama pertahanan dengan negara-negara senjata nuklir lainnya seperti Inggris dan Prancis, untuk menghadapi ancaman dari Korea Utara dan China.

Perdana Menteri Yoshihide Suga mengatakan bahwa lingkungan keamanan sangat parah dan pandangan global sangat terbagi atas perlucutan senjata nuklir.

Dia juga menambahkan bahwa perlu untuk menghilangkan ketidakpercayaan dengan mempromosikan dialog dan membentuk landasan bersama untuk diskusi.

Baca Juga: Ayah asal Prancis Nekat Mogok Makan Demi Hak Asuh Anaknya di Jepang, Tuai Dukungan dari Uni Eropa

Taue juga menyerukan kemajuan substansial menuju perlucutan senjata nuklir yang dibuat pada konferensi Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir tahun depan.

Dimulai dengan langkah-langkah yang lebih besar oleh AS dan Rusia untuk mengurangi senjata nuklir.

Dia juga meminta kepada pemerintah Suga untuk meningkatkan dan mempercepat dukungan medis dan kesejahteraan bagi para penyintas bom atom yang menua, atau hibakusha, yang usia rata-ratanya sekarang lebih dari 83 tahun.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: AP News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x