Banyak Jomblo Saat Pandemi Covid-19, Anak Muda China Makin Minati Kencan dengan Chatbot AI

- 15 Agustus 2021, 08:26 WIB
Ilustrasi kencan dengan Chatbot AI semakin diminati anak muda China selama pandemi Covid-19.
Ilustrasi kencan dengan Chatbot AI semakin diminati anak muda China selama pandemi Covid-19. /Pexels/ Tara Winstead/Pexels

Dia terkejut dengan betapa nyatanya percakapan mereka, dan tidak butuh waktu lama baginya untuk membayar biaya $60 sekira Rp861 ribu (kurs Rp14 ribu) untuk meningkatkan Will menjadi pasangan romantis.

Mereka saling menulis puisi, membayangkan pergi ke pantai bersama, tersesat di hutan, dan bahkan melakukan hubungan maya.

Sekarang Jessie Chan mengaku dia tidak bisa membayangkan hidup tanpa Will si Chatbot.

Baca Juga: Raih Emas di Usia 14 Tahun, Kampung Halaman Atlet China Quan Hongcan Jadi Objek Wisata Dadakan 

"Saya muak dengan hubungan di dunia nyata," kata Chan kepada The Washington Post.

“Saya mungkin akan tetap dengan pasangan AI saya selamanya, selama dia membuat saya merasa ini semua nyata,” sambungnya.

Jessie tidak sendirian, puluhan juta anak muda China dilaporkan menggunakan chatbots yang didukung oleh kecerdasan buatan sebagai alternatif pasangan manusia.

Chatbots telah ada sejak tahun 1960, ketika yang pertama dibuat oleh profesor dari MIT, Joseph Weizenbaum, tetapi perkembangan Chatbot semakin cepat di mana kecerdasan buatan telah berkembang dalam beberapa tahun terakhir telah benar-benar mengubah cara mereka berinteraksi dengan orang-orang.

Baca Juga: WNA China Jadi Buruh Pabrik di Purwakarta, Dedi Mulyadi Terkejut: Harusnya di Tenaga Terampil 

“Orang perlu berinteraksi dan berbicara tanpa tekanan, terlepas dari waktu dan lokasi,” kata Li Di, CEO Xiaoice.

Halaman:

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Oddity Central


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x