Bahas Bangsa yang Terjebak Fanatisme, Budiman Sudjatmiko: Apa Afghanistan Punya Rasa Lelah?

- 19 Agustus 2021, 18:01 WIB
Budiman Sudjatmiko menanggapi soal Afghanistan yang kini dikuasai Taliban.
Budiman Sudjatmiko menanggapi soal Afghanistan yang kini dikuasai Taliban. /YouTube/Helmy Yahya Bicara

PR BEKASI - Politisi dari PDI Perjuangan, Budiman Sudjatmiko, mengomentari perihal Afghanistan yang kini kembali digenggaman Taliban.

Budiman Sudjatmiko menyebut Afghanistan sebagai sebuah bangsa yang terjebak dalam tribalisme atau fanatisme kesukuan.

Selain itu, Budiman Sudjatmiko juga menyatakan Afghanistan sebagai negara dengan fanatisme terhadap kelompok keagamaan.

Baca Juga: PM Itala Dorong KTT Luar Biasa G20 Bahas Situasi di Afghanistan yang Berhasil Dikuasai Taliban

"Tentang sebuah bangsa yang terjebak dalam tribalisme (fanatisme kesukuan), sektarianisme (fanatisme kelompok keagamaan) dan kelas menengah yang gagap," ujarnya.

Dia menyebut bahwa Lebanon pun pernah terjebak dalam polemik yang sama dan bangsa tersebut sudah lelah menghadapinya.

"Lebanon pernah terjebak ini. Mereka lelah. Apakah orang Afghanistan punya rasa lelah juga berkonflik dari 1973-2021?" katanya, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari akun Twitter @budimandjatmiko pada Kamis, 19 Agustus 2021.

Baca Juga: Pemimpin Senior Taliban: Peran Perempuan Afghanistan Akan Segera Diputuskan Dewan Ulama Islam

Sebelumnya, Budiman Sudjatmiko menanggapi sebuah twit yang membicarakan soal Afghanistan.

Dalam utas tersebut mengatakan kalau tiba-tiba banyak yang memberikan kutukan pada AS karena memutuskan meninggalkan Afghanistan.

Sebab, keputusan AS untuk menarik pasukannya disebut-sebut telah meninggalkan chaos di negara tersebut, yang akhirnya dimanfaatkan Taliban.

Baca Juga: Partai Islam Malaysia Ucapkan Selamat kepada Taliban yang Berhasil Rebut Afghanistan

"Tiba-tiba kita berbicara Taliban dengan potensi kegilaan absolutnya dan kita menangis bagi nasib tak pasti yang akan menimpa rakyat Afghanistan," ujar akun tersebut.

Akun dengan nama @Leonita_Lestari ini menyampaikan bahwa terlepas dari kegilaan dan sikap sadis Taliban pada rakyat, tetapi dalam peristiwa tersebut AS adalah negara agresor.

"Segila apapun Taliban, bukankah mereka adalah bagian dari rakyat Afghanistan?" ucapnya.

Baca Juga: Dewan Ulama Taliban Akan Putuskan Hak Bekerja, Berpendidikan, dan Berpakaian Perempuan Afghanistan

Di sisi lain ada fakta bahwa Taliban pernah menduduki kekuasaan sebelum akhirnya AS turut campur dalam pemerintahan Afghanistan di 2001 setelah serangan 11 September.

"Pakistan, Arab Saudi dan UEA mengakui pemerintahan Afghanistan di bawah Taliban," tuturnya.

"Bukankah dengan demikian kejadian itu adalah cerita tentang sebuah negara yang sedang berjuang demi lepas dari kekuasaan asing?" sambungnya.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Twitter @budimandjatmiko


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x