PR BEKASI - Presiden baru Republik Islam Iran, Ebrahim Raisi, sempat mengatakan pada 2014 bahwa hubungan sesama jenis atau LGBT tak lain merupakan kebiadaban.
Pusat Hak Asasi Manusia di Iran yang berbasis di AS menyinggung pernyataan Ebrahim Raisi terkait LGBT ini pada Selasa lalu, 24 Agustus 2021.
Mereka menyatakan pejabat Iran, mencontohkan Ebrahim Raisi, terlibat dalam pidato kebencian terhadap komunitas LGBT, dan mendorong kekerasan negara dan masyarakat terhadap individu.
Baca Juga: Israel Siap Serang Iran dalam Waktu Dekat, Perang Dunia 3 di Depan Mata?
Peter Tatchell, seorang aktivis LGBT Inggris terkemuka dan juru kampanye hak asasi manusia, mengatakan kalau pandangan fanatik dari Ebrahim Raisi ini sesuatu yang bodoh dan biasa di kalangan elit politik juga agama.
"Mereka menjatuhkan hukuman mati karena menyetujui hubungan sesama jenis. Itulah kebiadaban yang sebenarnya," katanya, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari The Jerussalem Post.
"Bersama dengan penyiksaan terhadap tahanan politik. Raisi diduga terlibat dalam eksekusi biadab terhadap ribuan pembangkang pada 1980-an," sambungnya.
Dia menyatakan, mengakhiri hukuman mati dan kriminalisasi homoseksualitas harus dijadikan prasyarat tambahan untuk pencabutan sanksi terhadap Iran.
Editor: Puji Fauziah
Sumber: jpost