Presiden Iran Sebut LGBT Kebiadaban, Pusat HAM: Ebrahim Diduga Terlibat dalam Eksekusi Biadab

- 27 Agustus 2021, 11:04 WIB
Pusat HAM Iran soroti pernyataan Ebrahim Raisi yang menyebut LGBT kebiadaban.
Pusat HAM Iran soroti pernyataan Ebrahim Raisi yang menyebut LGBT kebiadaban. /WANA NEWS AGENCY/VIA REUTERS

PR BEKASI - Presiden baru Republik Islam Iran, Ebrahim Raisi, sempat mengatakan pada 2014 bahwa hubungan sesama jenis atau LGBT tak lain merupakan kebiadaban.

Pusat Hak Asasi Manusia di Iran yang berbasis di AS menyinggung pernyataan Ebrahim Raisi terkait LGBT ini pada Selasa lalu, 24 Agustus 2021.

Mereka menyatakan pejabat Iran, mencontohkan Ebrahim Raisi, terlibat dalam pidato kebencian terhadap komunitas LGBT, dan mendorong kekerasan negara dan masyarakat terhadap individu.

Baca Juga: Israel Siap Serang Iran dalam Waktu Dekat, Perang Dunia 3 di Depan Mata?

Peter Tatchell, seorang aktivis LGBT Inggris terkemuka dan juru kampanye hak asasi manusia, mengatakan kalau pandangan fanatik dari Ebrahim Raisi ini sesuatu yang bodoh dan biasa di kalangan elit politik juga agama.

"Mereka menjatuhkan hukuman mati karena menyetujui hubungan sesama jenis. Itulah kebiadaban yang sebenarnya," katanya, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari The Jerussalem Post.

"Bersama dengan penyiksaan terhadap tahanan politik. Raisi diduga terlibat dalam eksekusi biadab terhadap ribuan pembangkang pada 1980-an," sambungnya.

Baca Juga: Kritik Keberhasilan Atlet Menembak Iran, Atlet Korsel: Bagaimana Teroris Dapat Menangkan Medali Emas?

Dia menyatakan, mengakhiri hukuman mati dan kriminalisasi homoseksualitas harus dijadikan prasyarat tambahan untuk pencabutan sanksi terhadap Iran.

Menurut penelitian pusat tersebut, Iran merupakan satu dari enam negara yang memberlakukan hukuman mati untuk hubungan sesama jenis atau LGBT.

Sementara itu pada 2019, Iran dilaporkan secara terbuka menggantung seorang pria berdasarkan hukum anti-gay rezim Iran.

Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020: Korps Iran Raih Medali Emas, Dedikasikan Khusus untuk Imam Mahdi

Temuan pusat HAM juga termasuk adanya pencambukan dan pemenjaraan yang dikenakan untuk banyak tindakan LGBT di Iran.

Tercatat juga kalau 77 persen orang LGBT yang disurvei di Iran melaporkan mengalami kekerasan di rumah dan komunitas.

Dikatakan rezim Iran menggunakan metode penyiksaan brutal untuk menargetkan orang-orang LGBT.

Baca Juga: Usai Kalah dalam Pemilu, Benjamin Netanyahu Desak Donald Trump Serang Iran

Penelitian itu menyatakan para LGBT secara rutin dipaksa untuk menjalani terapi konversi berbahaya untuk 'menyembuhkan' mereka dari 'gangguan'.

Digunakan juga sengatan listrik, obat-obatan psikoaktif, sterilisasi para LGBT, yang dinyatakan oleh PBB sama dengan penyiksaan.

Dicatat juga, warga Iran yang tidak “disembuhkan” oleh bentuk fisik dan mental dari dugaan penyiksaan dipaksa menjalani operasi penggantian kelamin.

Baca Juga: Bitcoin Sebabkan Pasokan Listrik Menipis, Iran Tutup Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Miliknya

Lawdan Bazargan, seorang aktivis hak asasi manusia Iran-Amerika, mengatakan alam beberapa dekade terakhir, Republik Islam Iran semakin berani dan membela pendiriannya melawan homoseksualitas.

"Mengutuk negara-negara Barat atas apa yang mereka sebut 'tindakan biadab, korupsi batin, ' dan contoh nyata kegagalan peradaban Barat dalam masalah moral," katanya.

Bazargan menambahkan bahwa penindasan terhadap kaum homoseksual akan berlanjut sampai Eropa dan Amerika Serikat.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: jpost


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah