13 Tentara AS Tewas dalam Serangan Bom di Afganistan, Joe Biden Siap Balas Dendam Pada ISIS

- 27 Agustus 2021, 15:19 WIB
Presiden AS, Joe Biden mengheningkan cipta terhadap korban serangan bom di Bandara Kabul, Afghanistan yang menewaskan puluhan orang, termasuk warga sipil Afghanistan dan sedikitnya 13 tentara AS.
Presiden AS, Joe Biden mengheningkan cipta terhadap korban serangan bom di Bandara Kabul, Afghanistan yang menewaskan puluhan orang, termasuk warga sipil Afghanistan dan sedikitnya 13 tentara AS. /Reuters

 

PR BEKASI - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden telah bersumpah akan membalas dendam terhadap serangan bom di Bandara Kabul, Afghanistan yang dilakukan oleh ISIS pada Kamis, 26 Agustus 2021 kemarin.

Hal tersebut dikatakan oleh Presiden AS, Joe Biden dalam sebuah pidato di Gedung Putih tak lama setelah serangan bom tersebut terjadi.

“Kepada mereka yang melakukan serangan ini, serta siapa pun yang ingin membahayakan AS, ketahuilah ini, kami tidak akan memaafkan, kami tidak akan lupa,” katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Al Jazeera, Jumat, 27 Agustus 2021.

Joe Biden menambahkan bahwa pihaknya akan mengerahkan seluruh pasukannya untuk memburu ISIS yang telah mengakui bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Baca Juga: Fakta ISIS-K, Kelompok yang Diduga Joe Biden Dalang di Balik Serangan Bom Bunuh Diri di Afghanistan

“Kami akan memburumu dan membuatmu membayar ganti rugi. Saya akan membela kepentingan kami pada rakyat kami dengan segala tindakan atas perintah saya,” katanya, melanjutkan.

Serangan bom tersebut diketahui telah menewaskan puluhan orang, termasuk warga sipil Afghanistan dan sedikitnya 13 tentara AS .

Ini diyakini sebagai tentara AS paling banyak tewas di Afghanistan dalam satu insiden sejak 30 personel tewas ketika sebuah helikopter ditembak jatuh pada Agustus 2011.

Joe Biden menambahkan bahwa AS akan melanjutkan evakuasi warga AS dan sekutu AS meskipun ada serangan.

Baca Juga: 12 Tentara AS Tewas Akibat Bom Bunuh Diri di Luar Bandara Kabul, Joe Biden: Kami Tidak Akan Memaafkan

“Kami tidak akan terhalang oleh teroris; kami tidak akan membiarkan mereka menghentikan misi kami. Evakuasi akan terus kami lakukan,” katanya.

Sementara itu, anggota LSM Asal AS diketahui belum terbunuh dalam pertempuran Afghanistan sejak Februari 2020.

Joe Biden telah menunda berbagai kegiatannya pada hari itu, termasuk pertemuan dengan Perdana Menteri Israel Naftali Bennett, untuk fokus pada situasi di Afghanistan.

Jenderal Kenneth McKenzie, komandan Komando Pusat AS, mengkonfirmasi sebelumnya bahwa pengangkutan udara dari Afghanistan tidak akan berhenti setelah serangan itu.

Baca Juga: Partai Republik Sebut Tangan Joe Biden Berlumuran Darah Usai Serangan Bom Bunuh Diri di Afghanistan

“Misi kami adalah untuk mengevakuasi warga AS, warga negara ketiga, pemegang Visa Imigran Khusus, staf kedutaan AS, dan warga Afghanistan yang berisiko. Kami akan tetap melanjutkan misi," katanya.

Ketua Kepala Staf Gabungan Mark Milley, jenderal tertinggi AS, juga mengatakan militer AS tetap fokus dan teguh pada misi ini.

“Pria dan wanita pemberani ini mengambil risiko untuk menyelamatkan nyawa orang-orang yang rentan dan melindungi orang Amerika,” katanya.

“Mereka telah memindahkan lebih dari 100.000 orang ke tempat yang aman. Saya tidak bisa lebih bangga dari layanan mereka. Mereka memberikan hidup mereka untuk menyelamatkan orang lain, tidak ada panggilan mulia yang lebih tinggi,” katanya, menambahkan.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah