Media China Soroti Warga Asing di Indonesia, Sulit Dapat Vaksin Covid-19 di Jakarta Ketimbang Bali

- 28 Agustus 2021, 16:40 WIB
Media China soroti warga asing di Indonesia yang sulit mendapatkan vaksin Covid-19 di Jakarta dibandingkan Bali.
Media China soroti warga asing di Indonesia yang sulit mendapatkan vaksin Covid-19 di Jakarta dibandingkan Bali. /Reuters

PR BEKASI - Indonesia kembali disorot oleh media asing China, terkait warga asing yang menetap di Indonesia merasa kesulitan mendapatkan vaksin Covid-19 di Jakarta daripada di Bali.

Isabella yang berasal dari Argentina dibuat bingung ketika penunjukannya untuk dosis gratis vaksin Sinovac buatan China tiba-tiba dibatalkan pada minggu lalu.

Warga negara Argentina, yang telah tinggal di Indonesia selama 15 tahun tersebut diberitahu bahwa sekarang ada biaya untuk orang asing yang ingin divaksinasi.

Baca Juga: Pria Ini 5 Kali Disuntik Vaksin Covid-19 dalam Waktu 5 Hari, Terungkap Saat Ingin Mendapat Suntikan ke-6

“Mereka tiba-tiba mengatakan (dinas kesehatan Jakarta) semua rumah sakit untuk mendorong orang asing menggunakan 'gotong royong',” kata Isabela, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari South China Morning Post pada Sabtu, 28 Agustus 2021.

Hal tersebut merujuk pada skema vaksinasi yang berbayar, di mana Indonesia menawarkan dua dosis vaksin Sinopharm China seharga Rp700.000.

Dia dan putranya berada di balai kota Jakarta, yang telah diubah menjadi pusat vaksinasi khusus ekspatriat pada Selasa dengan ratusan orang asing lainnya yang menetap di Indonesia meskipun ada eksodus di tengah gelombang kedua Covid-varian Delta di Indonesia.

Baca Juga: Studi Terbaru: Vaksin Sinovac Jauh Kurang Efektif dalam Mengurangi Kematian pada Orang Tua

“Saya tidak punya masalah dengan pembayaran, saya percaya itu perlu untuk mendapatkan perlindungan,” katanya.

“Tetapi pertanyaan saya, mengapa Indonesia mengizinkan warganya pergi ke Singapura atau Amerika Serikat, yang kemudian memposting di Instagram bahwa mereka mendapatkan vaksin Pfizer gratis, tetapi di sini sebenarnya ada peraturan yang mengatakan bahwa orang asing harus membayar untuk vaksin?" tanyanya.

Sebelumnya Jakarta pada Minggu mengatakan bahwa telah mencapai kekebalan kawanan dengan sekitar 57 persen penduduk telah menerima dua dosis, dan sebagian besar menerima satu, di tengah penurunan jumlah kasus meskipun klaim ini telah dipertanyakan oleh para ahli.

Baca Juga: Vaksin Covid-19 Pfizer Haram Namun Tetap Bisa Digunakan, MUI Beri Penjelasan

Namun, orang asing yang tinggal di ibu kota masih menghadapi kendala untuk mendapatkan jab yang selama ini diprioritaskan untuk orang Indonesia.

Bahkan penduduk setempat telah melaporkan mengalami birokrasi dalam upaya mereka untuk mendapatkan vaksinasi, dan persyaratan dokumentasi izin untuk orang asing bahkan lebih ketat, sertifikat tempat tinggal, dan nomor registrasi pribadi, yang dikenal dengan akronim NIK.

Selain itu, mereka juga telah diberitahu bahwa mereka harus membayar untuk inokulasi, tidak seperti penduduk asing dari negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia, serta Hong Kong.

Baca Juga: Puluhan Botol Vaksin Terkontaminasi Partikel Logam, Jepang Tarik Jutaan Dosis Vaksin Moderna

Morgan yang merupakan warga asal Amerika berusia 19 tahun belum menerima satu suntikan vaksin setelah ditolak oleh setidaknya empat rumah sakit dan pusat kesehatan dalam usahanya untuk mendapatkan vaksin Moderna atau Pfizer.

“Saya tidak punya NIK, jadi saya terus ditolak, padahal saya pemegang izin tinggal tetap. Kalaupun saya punya NIK, banyak tempat yang hanya menerima orang Indonesia,” kata Morgan.

“Bepergian ke AS untuk mendapatkan vaksinasi adalah satu-satunya saran yang dimiliki Kedutaan Besar AS di Jakarta untuk orang Amerika di sini,” katanya.

Baca Juga: Daftar Vaksin Covid-19 Gratis Umum Kota Bekasi 28-29 Agustus 2021, Vaksin Astrazeneca dan Sinovac

Morgan juga menambahkan bahwa ini sangat mahal dan tidak bertanggung jawab.

Sementara Didik Rachbini selaku rektor dan profesor ekonomi di Universitas Paramadina mengatakan bahwa eksodus ekspatriat telah menggarisbawahi meningkatnya ketidakpercayaan di kalangan orang asing terhadap penanganan pandemi oleh pemerintah Indonesia.

“Para ekspatriat juga tidak percaya dengan vaksin Sinovac yang ditawarkan pemerintah karena tingkat efikasinya yang rendah dibandingkan dengan vaksin Pfizer atau Moderna,” katanya.

Baca Juga: Vaksin Corona Gratis untuk Umum di Kota Bekasi 27-28 Agustus 2021, Catat Syarat dan Ketentuannya

Didik mengatakan bahwa kepergian itu mungkin menodai citra Jakarta di mata dunia internasional.

Dia menambahkan bahwa hal itu tidak akan merugikan investasi asing di Indonesia, karena kegiatan manufaktur di beberapa kawasan industri sebagian besar tidak terganggu oleh pandemi.

“Pabrik di Jababeka tidak terpengaruh oleh gelombang kedua karena mengandalkan alat berat dan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Tapi mungkin berdampak pada pabrik padat karya, seperti yang memproduksi rokok,” katanya.

Baca Juga: Jepang Hentikan 1,63 Juta Dosis Vaksin Covis-19 Moderna, Berikut Alasannya

Sedangkan Widyastuti selaku Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengatakan bahwa akan ada lebih banyak program vaksinasi untuk orang asing dalam waktu dekat.

“Kami masih mengutak-atik program ini. Ini bukan murni kebijakan daerah, masih perlu koordinasi dengan pemerintah pusat,” ujarnya.

Gubernur Jakarta Anies Baswedan pada Selasa mengatakan bahwa pencari suaka dan pengungsi di provinsi itu akan segera mendapatkan suntikan gratis.

Halaman:

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: South China Morning Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x