Media Asing Soroti Serangan Gerilya Papua yang Tewaskan 4 Anggota TNI

- 4 September 2021, 07:00 WIB
Media asing, Channel News Asia menyoroti empat tentara Indonesia yang tewas dalam serangan gerilya Papua.
Media asing, Channel News Asia menyoroti empat tentara Indonesia yang tewas dalam serangan gerilya Papua. /ANTARA

PR BEKASI - Empat tentara nasional Indonesia (TNI) yang tewas dalam serangan gerilya Papua juga menjadi sorotan bagi media asing.

Dilansir dari Channel News Asia (CNA), kata pihak berwenang, pada Sabtu, 4 September 2021, sedikitnya empat anggota TNI tewas dan dua lainnya luka-luka dalam serangan gerilyawan di wilayah Papua yang memisahkan diri.

Lebih dari 30 pemberontak menyergap sebuah pos militer di Maybrat, Papua menyerang anggota TNI dengan parang sebelum melarikan diri ke hutan.

Baca Juga: Ade Armando Singgung Anies Baswedan 'Gubernur Seiman Penipu', Tokoh Papua: Otaknya Roh Jahat 

"Masih gelap ketika serangan itu terjadi dan para pelaku langsung melarikan diri," kata Panglima Militer Papua Barat I Nyoman Cantiasa, dalam sebuah pernyataan video yang tersedia untuk AFP yang dikutip oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com.

Pasukan keamanan menangkap dua anggota kelompok pemberontak yang bertanggung jawab atas penyergapan itu setelah berjam-jam mencari di hutan, kata militer.

Militer telah memerintahkan perburuan kepada gerilyawan Papua dan bersumpah untuk 'menghancurkan' pemberontak sebagai tanggapan atas pembunuhan hari Kamis.

Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah PON Papua 2021 Berikan Lowongan Kerja Crew Runner dengan Gaji UMR Jakarta? Cek Faktanya 

Mayat para prajurit yang tewas telah diterbangkan pulang untuk dimakamkan, menurut tentara Papua, sementara dua pasukan keamanan yang terluka saat ini dirawat di rumah sakit.

Pemberontak Papua telah mengeklaim bertanggung jawab atas pembunuhan itu, yang terjadi hanya seminggu setelah kelompok itu membunuh dua pekerja konstruksi di distrik Yahukimo di dataran tinggi wilayah tersebut.

Ketegangan di wilayah yang dilanda konflik telah meningkat tahun ini, diselingi oleh bentrokan mematikan setelah pemberontak membunuh kepala intelijen Indonesia di Papua pada bulan April.

Baca Juga: Jokowi Tak Ingin Dengar Lagi Ada Suap, Tokoh Papua: Cerita Basi dari Pemimpin Inkonsisten 

Jakarta menanggapi dengan secara resmi, menunjuk separatis Papua sebagai 'teroris', sebuah langkah yang memicu kekhawatiran akan lebih banyak kekerasan dan pelanggaran hak.

Undang-undang kontraterorisme di Indonesia memberikan kewenangan yang lebih besar kepada pihak berwenang, termasuk menahan tersangka selama beberapa minggu tanpa tuntutan resmi.

Sebuah bekas jajahan Belanda, Papua yang kaya mineral mendeklarasikan dirinya merdeka pada tahun 1961, tetapi negara tetangga Indonesia mengambil kendali dua tahun kemudian dengan  menjanjikan referendum kemerdekaan.

Baca Juga: Olvah Alhamid: Kalau Mau Lihat Sejatinya Bhinneka Tunggal Ika, Anda Harus ke Papua 

Pemungutan suara selanjutnya yang mendukung tetap menjadi bagian dari Indonesia secara luas dianggap palsu.

Populasi Melanesia di Papua memiliki sedikit hubungan budaya dengan daerah lain di Indonesia.***

Editor: M Bayu Pratama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah