FBI Dituduh Bohong soal Serangan 9-11, Keluarga Korban Desak AS Selidiki Bukti yang Diduga Hilang

- 5 September 2021, 18:48 WIB
Keluarga korban serangan teror 9/11 desak pemerintah AS selidiki kecurigaan mereka bahwa FBI berbohong dengan menghancurkan bukti yang menghubungkan Arab Saudi dengan para pembajak.
Keluarga korban serangan teror 9/11 desak pemerintah AS selidiki kecurigaan mereka bahwa FBI berbohong dengan menghancurkan bukti yang menghubungkan Arab Saudi dengan para pembajak. /REUTERS/Sara K. Schwittek

PR BEKASI – Anggota keluarga korban serangan teror 9/11 telah mendesak pengawas pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk menyelidiki kecurigaan mereka bahwa FBI berbohong.

Desakan tersebut muncul dikarenakan FBI diduga menghancurkan bukti yang menghubungkan Arab Saudi dengan para pembajak jelang peringatan 20 tahun serangan teror 9/11 yang akan jatuh pada Sabtu, 11 September 2021 mendatang.

Dalam permintaan, keluarga korban mengklaim lebih pejabat FBI melakukan kesalahan yang disengaja untuk menghancurkan atau mengeluarkan bukti untuk menghindari pengungkapannya.

Baca Juga: Keluarga Korban 9/11 Sebut WTC Bukan Runtuh Karena Ditabrak Pesawat, tapi Diledakkan dari Dalam Gedung

Mereka mengatakan hal tersebut dalam sebuah surat permintaan yang ditujukan kepada Inspektur Jenderal Departemen Kehakiman, Michael Horowitz yang telah ditandatangani oleh lebih dari 3.500 orang.

Mengingat pentingnya bukti yang hilang dalam penyelidikan 9/11, serta kesalahan penanganan berulang oleh FBI, mereka mengatakan bahwa penjelasan yang tidak bersalah tidak dapat dipercaya.

Brett Eagleson, putra korban Bruce Eagleson, mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa pemerintah AS telah berbohong pada rakyatnya terkait 9/11.

Baca Juga: 19 Tahun Berlalu, Warga Amerika Kenang Tragedi 9/11 Gedung Kembar WTC, Pentagon Pancarkan Cahaya

"Pemerintah kami berbohong tentang bukti yang dimilikinya atau secara aktif menghancurkannya, dan saya tidak tahu apa yang lebih buruk," katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Express, Minggu, 5 September 2021.

Keluarga korban meminta Michael Horowitz untuk menyelidiki pernyataan FBI yang dibuat sebagai tanggapan dari keluarga bahwa agen tersebut hilang atau tidak lagi dapat menemukan bukti kunci tentang para pembajak.

Meskipun 15 dari 19 pembajak berasal dari Arab Saudi, negara itu mengatakan tidak memiliki peran dalam pembajakan pesawat.

Baca Juga: Disebut Kisahkan Peristiwa 9/11 AS, Ternyata Lagu Wake Me Up When September Ends Berisi Kisah Pilu

Ini terjadi ketika Presiden AS, Joe Biden diberitahu untuk menjauh dari acara peringatan 9/11 yang akan datang kecuali dia mengklasifikasi data tentang serangan itu.

"Kami tidak dapat dengan itikad baik, dan dengan hormat kepada mereka yang hilang, sakit, dan terluka, menyambut presiden ke tempat suci kami sampai dia memenuhi komitmennya," bunyi surat tersebut.

Pemerintahan Presiden AS sebelumnya, George W Bush, Barack Obama dan Donald Trump semuanya menolak untuk membuka dokumen tersebut, dengan alasan masalah keamanan nasional.

Baca Juga: FBI Tak Sengaja Ungkap Keterlibatan Pemerintah Arab Saudi dalam Serangan 9/11

Tetapi, anggota keluarga korban mengatakan 20 tahun kemudian tidak ada alasan untuk merahasiakan informasi ini.

"Dua puluh tahun kemudian, tidak ada alasan klaim yang tidak pantas atas 'keamanan nasional atau lainnya untuk merahasiakan informasi ini,” katanya.

"Tetapi jika Presiden Biden mengingkari komitmennya dan berpihak pada pemerintah Saudi, kami akan dipaksa untuk secara terbuka menentang partisipasi apapun oleh pemerintahannya dalam upacara peringatan 9/11," tambahnya.

Baca Juga: Keluarga Korban Desak Joe Biden Ungkap Dokumen Pemimpin Saudi Dukung Serangan 11 September

Pada Agustus 2021 lalu, Joe Biden menyambut baik komitmen Departemen Kehakiman untuk meninjau ulang klaim hak istimewa yang dibuatnya tentang mengapa beberapa informasi tidak dapat dirilis.

"Pemerintahan saya berkomitmen untuk memastikan tingkat transparansi maksimum di bawah hukum," katanya.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Express


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x