China Pindahkan Patung Guan Yi karena Dinilai Rusak Pemandangan, Habiskan Dana Hingga Rp342 Miliar

- 6 September 2021, 09:06 WIB
 Ilustrasi Patung Guan Yi yang menelan biaya Rp342 miliar untuk dipindahkan.
Ilustrasi Patung Guan Yi yang menelan biaya Rp342 miliar untuk dipindahkan. /Reuters/ Stringer

PR BEKASI - China saat ini sedang berusaha memindahkan patung Guan Yi yang berdiri dengan megah di Jingzhou, Hubei.

Patung Guan Yi raksasa setinggi 58 meter itu dianggap merusak pemandangan dan sejak lama dinilai sebagai pemborosan dan sia-sia.

Perintah pemindahan patung itu sendiri dikeluarkan pada tahun 2020 lalu lapor South China Morning Post.

Baca Juga: China Kirim Pesawat Pengebom Berkemampuan Nuklir ke Wilayah Udara Taiwan, Situasi Makin Panas

Pekerja di Jingzhou telah memindahkan kepala patung tersebut karena pemiliknya, Grup Investasi dan Pengembangan Pariwisata Jingzhou milik negara, mulai memindahkannya ke lokasi baru yang berjarak delapan kilometer, menurut laporan China Central Television (CCTV).

Pembangunan patung itu menghabiskan biaya lebih dari Y170 juta sekira Rp375 miliar (kurs Rp2.210).

Guan Yi sendiri adalah seorang pemimpin militer selama periode Tiga Kerajaan (220-280) yang kemudian didewakan sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Asia One pada Senin, 6 September 2021.

Baca Juga: Tak Kenal Rasa Kantuk, Wanita di China Akui Tidak Pernah Tidur Selama 40 Tahun

Kini perusahaan tersebut harus menghabiskan Y155 juta sekira Rp342 miliar lagi untuk memindahkan patung tersebut  ke kawasan wisata pinggiran kota di dekatnya.

Dijuluki patung perunggu jenderal terbesar di dunia, itu selesai pada tahun 2016 dengan ambisi untuk dimasukkan dalam Guinness World Records, tetapi kemudian dicerca oleh penduduk setempat dan pemerintah pusat.

Guan telah lama menjadi bagian utama dari daya tarik pariwisata Jingzhou karena lokasi salah satu pertempurannya yang paling terkenal ada di sana.

Baca Juga: Korea Utara Tolak 3 Juta Dosis Vaksin Covid-19 dari China, Unicef: Negara Lain Lebih Membutuhkan

Namun patung raksasa yang berada di atas museum seluas 8.000 meter persegi itu telah banyak dikritik sebagai proyek yang sia-sia dan buang-buang uang.

Kementerian Perumahan dan Pembangunan Perkotaan-Pedesaan mengatakan itu "merusak karakter dan budaya Jingzhou sebagai kota bersejarah" dan menuntut penghapusannya pada September tahun lalu.

Menurut informasi proyek yang kemudian dirilis oleh pemerintah Jingzhou, perusahaan di balik patung itu setuju untuk memindahkan patung itu ke Dianjiangtai, yang konon merupakan tempat Guan Yu pernah mengebor pasukannya.

Baca Juga: Populasi Dunia Bakal Capai 9.73 Miliar di 2050, Posisi Penduduk China Tergeser, Indonesia?

Patung tersebut saat ini terletak di area di mana peraturan setempat melarang bangunan lebih tinggi dari 24 meter.

Pemerintah setempat pada awalnya mengizinkan pembangunan patung itu karena mereka mengira patung yang melekat pada sebuah bangunan tidak akan tercakup oleh batas ketinggian, CCTV melaporkan.

"Kami pikir harus ada batasan ketinggian bangunan, tetapi tidak ada aturan khusus tentang patung," kata Qin Jun, wakil kepala Biro Sumber Daya Alam dan Perencanaan Kota Jingzhou.

Baca Juga: China Buat Aturan Maritim Baru, Dinilai Picu 'Bom Waktu' Perang Besar di Laut Natuna Utara

Zhang Hong, wakil kepala Biro Kebudayaan dan Pariwisata Kota Jingzhou, mengatakan tujuan membuat patung itu begitu besar adalah untuk menarik pengunjung.

“Kami memiliki dorongan dan kecenderungan untuk membuat Rekor Dunia Guinness saat itu. Jadi semakin besar saat proses desain,” katanya kepada CCTV.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Asia One


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x