Taliban Dituduh Tembak Mati Ibu Hamil di Depan Keluarganya, Afghanistan Kian Mencekam

- 6 September 2021, 10:31 WIB
Ilustrasi ibu hamil. Taliban dikabarkan menembak mati seorang wanita yang tengah hamil 6 bulan tanpa alasan jelas.*
Ilustrasi ibu hamil. Taliban dikabarkan menembak mati seorang wanita yang tengah hamil 6 bulan tanpa alasan jelas.* /REUTERS/Ahmad Masood

PR BEKASI – Taliban dilaporkan telah menembak mati seorang ibu hamil dengan kejam di depan keluarganya tanpa alasan yang jelas.

Wanita bernama Banu Negar itu dilaporkan ditembak mati oleh pasukan Taliban pada Minggu, 5 September 2021 di rumahnya di Ghor, di barat Hindu Kush, Afghanistan tengah.

Menurut informasi dari pihak keluarganya, Banu Negar merupakan mantan perwira polisi yang, memiliki seorang bayi laki-laki dan sedang hamil enam bulan.

Baca Juga: Taliban Wajibkan Mahasiswa Perempuan Pakai Niqab di Universitas, Pisahkan Kelas dengan Laki-Laki

Wartawan Afghanistan, Bilal Sarwary lewat akun Twitter pribadinya melaporkan bahwa wanita itu dibunuh pada pukul sepuluh malam waktu setempat.

“Banu Negar, seorang petugas polisi telah ditembak mati di depan anak-anaknya dan suaminya tadi malam jam sepuluh malam di provinsi Ghor,” katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Express pada Senin, 6 September 2020.

“Kata anggota keluarganya, Banu Negar sedang hamil enam bulan saat dia ditembak mati oleh Taliban,” tambahnya.

Baca Juga: Taliban Tertipu, Pasukan Inggris Berhasil Menyamar dengan Burqa saat Kabur dari Afghanistan

Sementara itu, pihak Taliban sendiri mengatakan bahwa mereka tidak terlibat dalam insiden itu dan sedang menyelidiki kematian tersebut.

Juru bicara Taliban, Zabiullah Mujaheed mengatakan bahwa pihaknya sedang mencari oknum yang melakukan tindakan tersebut.

"Kami mengetahui insiden itu dan saya memastikan bahwa Taliban tidak membunuhnya, penyelidikan kami sedang berlangsung," katanya.

Baca Juga: Wanita Afghanistan Sebut Taliban Haruskan Mereka Pakai Cadar, Penjualan Burqa Laku Keras

Gambar-gambar insiden itu mulai beredar di media sosial tak lama setelah di tengah laporan bahwa Taliban telah melakukan eksekusi ketika mereka mencari mantan anggota pasukan keamanan Afghanistan atau sekutu Barat.

Diketahui, wanita yang bekerja di sektor hukum, serta jurnalis, dan penerjemah juga dipandang sebagai target oleh Taliban.

Sekitar 250 wanita bekerja sebagai hakim di negara itu sebelum Taliban mengambil alih kepemimpinan Afghanistan.

Baca Juga: Buya Syafii Maarif Minta Pemerintah Tunggu Taliban Buktikan Janjinya: Kita 'Wait and See' Dulu

Sementara beberapa warga dievakuasi dari negara itu, banyak yang tetap berada di Afghanistan dan takut akan nyawa mereka.

Militer AS menyelesaikan penarikannya seluruh pasukannya pada Selasa, 31 Agustus 2021 lalu, meninggalkan Taliban yang mengendalikan negara itu.

Sementara itu, pasukan Inggris terakhir meninggalkan Bandara Kabul pada Sabtu, 28 Agustus 2020 yang menandakan berakhirnya keterlibatan militer mereka selama dua dekade di Afghanistan.

Baca Juga: Qatar Desak Negara-Negara di Dunia Berhenti Isolasi Taliban

Sejak 14 Agustus 2021, lebih dari 15.000 orang dilaporkan telah dievakuasi dari Afghanistan oleh pasukan Inggris.

Dari 15.000 orang tersebut, sebanyak 2.000 pengungsi adalah anak-anak, dengan yang termuda baru berusia satu hari.

Sekitar 5.000 warga negara Inggris telah dievakuasi dari Kabul bersama dengan 8.000 warga Afghanistan yang sebelumnya dipekerjakan oleh Inggris dan keluarga mereka.

Mereka yang dianggap beresiko dibunuh oleh Taliban juga ikut dievakuasi.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Express


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x