Mereka memperkirakan akan banyak umat Kristen Afghanistan yang dipaksa untuk bermigrasi ke negara tetangga seperti Pakistan.
Menurut ECR, saat ini Afghanistan memiliki implikasi yang sangat serius bagi kebebasan beragama.
“Kami takut terulangnya skenario Suriah, di mana agama Kristen telah memudar, berkurang dari 1.2 juta pengikut sepuluh tahun lalu menjadi sekitar 550.000 pada tahun 2021,” katanya.
Diketahui, situs Statista menempatkan Afghanistan di urutan kedua dalam Indeks penganiayaan terhadap orang-orang Kristen di negara-negara di seluruh dunia 2021 dengan skor 94, hanya di bawah Korea Utara.
Bahaya yang dihadapi oleh umat Kristen di Afghanistan disorot baru-baru ini oleh Open Doors UK, sebuah badan amal yang didedikasikan untuk melawan penganiayaan umat Kristen di lebih dari 60 negara di seluruh dunia.
Baca Juga: Taliban Dituduh Memukul dan Menahan Wartawan Karena Meliput Protes di Afghanistan
Brother Samuel, Direktur Lapangan Open Doors untuk Asia, mengatakan hal Ini adalah waktu yang tidak pasti bagi umat Kristen Afghanistan.
“Kami tidak tahu apa yang akan terjadi pada bulan-bulan berikutnya, penerapan Syariah seperti apa yang akan kami lihat, tetapi kami terus meminta Anda untuk menjadi syafaat bagi saudara-saudara kami,” katanya.
“Mereka menghadapi kesulitan yang tidak dapat diatasi. Kita harus berdoa tanpa henti,” tambahnya.