Media Asing Soroti Situs BIN yang Bisa Dibobol Hacker China, Ada 9 Lembaga Kementerian Lainnya yang Kena

- 12 September 2021, 18:41 WIB
Ilustrasi. Media asing sebut hacker asal China telah melakukan peretasan pada data jaringan internal dari sepuluh kementerian dan lembaga pemerintah Indonesia, salah satunya BIN.
Ilustrasi. Media asing sebut hacker asal China telah melakukan peretasan pada data jaringan internal dari sepuluh kementerian dan lembaga pemerintah Indonesia, salah satunya BIN. /Pixabay

PR BEKASI – Media asing asal Amerika Serikat, The Records menyebut hacker China telah melakukan peretasan pada data jaringan internal dari sepuluh kementerian dan lembaga pemerintah Indonesia.

Diketahui, salah satu Lembaga yang diretas oleh hacker China tersebut adalah data milik Badan Intelijen Negara (BIN).

Aksi peretasan tersebut pertama kali ditemukan oleh Insikt Group yang merupakan divisi penelitian ancaman dari perusahaan perlindungan data cyber asal Inggris, Recorded Future.

Baca Juga: Data Mahasiswa Israel Diretas Hacker Pro-Palestina, Nomor Telepon hingga Alamat Rumah Bocor ke Publik

“Mereka menduga dalam di balik peretasan tersebut adalah kelompok Mustang Panda, hacker China yang dikenal yang menargetkan kawasan Asia Tenggara,” katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari The Records, Minggu, 12 September 2021.

Peneliti Insikt Group pertama kali menemukan aksi peretasan ini pada April 2021 lalu, ketika mereka mendeteksi server command and control (C&C) malware PlugX, yang dioperasikan oleh grup Mustang Panda.

Mereka diketahui telah berkomunikasi dengan host di dalam data jaringan internal pemerintah Indonesia.

Baca Juga: Khawatir Bajak Hacker, Simak Tips agar Akun WhatsApp Anda Tetap Aman

Komunikasi ini kemudian ditelusuri kembali ke setidaknya Maret 2021. Titik intrusi dan metode pengiriman malware masih belum jelas. 

Peneliti Insikt Group memberitahu pihak berwenang Indonesia tentang peretasan tersebut pada Juni 2021 dan Juli 2021.

Sampai artikel ini dibuat, The Records mengatakan pejabat Indonesia masih belum memberikan komentarnya untuk laporan tersebut.

Baca Juga: Kecewa Pengesahan UU Cipta Kerja, Situs Resmi DPR Diretas Hacker 'Dewan Penghianat Rakyat'
 
BIN, yang merupakan target paling sensitif yang dikompromikan dalam peretasan, tidak membalas permintaan komentar yang dikirim oleh The Record pada Juli dan Agustus 2021 lalu. 

Sebuah sumber yang akrab dengan penyelidikan mengatakan kepada The Record bulan lalu bahwa pihak berwenang telah mengambil langkah-langkah untuk mengidentifikasi dan membersihkan sistem yang terkena peretasan.

Beberapa hari kemudian, peneliti Insikt Group mengkonfirmasi bahwa host di dalam jaringan pemerintah Indonesia masih berkomunikasi dengan server malware kelompok hacker Mustang Panda.

Baca Juga: Retas Ribuan Situs, Seorang Hacker Berhasil Dibekuk Polisi

Berita tentang upaya peretasan dunia maya yang mengganggu ini muncul ketika kedua negara telah membangun kembali hubungan diplomatik yang erat setelah hampir mencapai konflik bersenjata beberapa tahun lalu, terutama karena sengketa wilayah laut .

Saat ini sebagai investor terbesar kedua di Indonesia, China telah bergabung dengan provinsi-provinsi di Indonesia selama dua tahun terakhir untuk memfasilitasi peningkatan perdagangan dan lebih lanjut implementasi Belt and Road Initiative.

Kebijakan itu adalah sebuah inisiatif kebijakan luar negeri untuk berinvestasi di negara-negara tetangga dalam rangka membangun ikatan politik dan perjanjian perdagangan yang langgeng.

Baca Juga: Disebut karena RUU HIP, Situs Resmi DPR RI Dikabarkan Diretas Hacker

Tetapi investasi ini tidak selalu disambut baik, dengan beberapa negara melihatnya sebagai kuda Troya bagi ekonomi mereka. 

Sejak 2013, ketika China mengumumkan inisiatif kerjasama, kelompok hacker sering menargetkan negara-negara di mana China berencana untuk berinvestasi sebagai bagian dari proyek ini.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: The Record


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x