Studi: Hampir 2 Juta Orang Indonesia dan Negara ASEAN Meninggal Setiap Tahun Akibat Masalah Pekerjaan

- 19 September 2021, 21:00 WIB
Estimasi dari WHO dan ILO tunjukkan kematian terkait pekerjaan renggut hampir 2 juta orang secara global/ Gambar diambil 22 April 2021.
Estimasi dari WHO dan ILO tunjukkan kematian terkait pekerjaan renggut hampir 2 juta orang secara global/ Gambar diambil 22 April 2021. /Reuters/Thanh Hue/Reuters

PR BEKASI - Hampir 2 juta orang meninggal dunia secara global setiap tahunnya akibat hal yang berkaitan dengan pekerjaan.

Kematian ini termasuk dari penyakit yang berhubungan dengan jam kerja yang panjang dan polusi udara.

Perkiraan data itu dibeberkan oleh badan-badan di bawah PBB pada Jumat, 17 September 2021.

Baca Juga: Kemnaker Akan Berikan BSU kepada Pekerja yang Terdampak Pandemi Selama PPKM Darurat 

Studi ini dilakukan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Organisasi Buruh Internasional (ILO).

Badan PBB menemukan fakta bahwa penyakit kardiovaskuler dan pernapasan serta cedera terkait pekerjaan jadi penyebab kematian 1,9 juta orang pada tahun 2016.

"Sungguh mengejutkan melihat begitu banyak orang benar-benar terbunuh oleh pekerjaan mereka," kata Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Asia One pada Minggu, 19 September 2021.

Ghebreyesus pun berharap bahwa laporan itu akan menjadi "panggilan untuk membangunkan" negara dan perusahaan.

Baca Juga: Demi Bisa Main Game Online, Bocah 14 Tahun di China Laporkan Ayahnya Atas Tuduhan 'Pekerja Anak Ilegal' 

Tak lain untuk untuk melindungi kesehatan dan keselamatan di tempat kerja.

Studi ini mempertimbangkan 19 faktor risiko pekerjaan.

Termasuk di dalamnya jam kerja yang panjang dan juga paparan tempat kerja terhadap polusi udara, asmagen, karsinogen, dan kebisingan.

Studi ini juga menunjukkan bahwa jumlah kematian terkait pekerjaan yang tidak proporsional terjadi pada pekerja di kawasan Asia Tenggara, termasuk di Indonesia.

Selain itu terjadi juga di Pasifik Barat, terutama pada pria dan mereka yang berusia di atas 54 tahun.

Baca Juga: Temui Kelompok Minoritas dan Pekerja Perempuan, Taliban Janji jamin Hak Kerja, Keselamatan, dan Keamanan 

Studi ini didasarkan pada temuan WHO sebelumnya bahwa jam kerja yang panjang membunuh sekitar 745.000 orang per tahun.

Penyakit yang diderita banyaknya adalah stroke dan penyakit jantung.

Laporan yang lebih luas, yang diterbitkan pada hari Jumat, menemukan bahwa pembunuh besar lainnya di tempat kerja adalah paparan polusi udara seperti gas dan asap.

Selain itu, disebabkan juga oleh partikel kecil yang terkait dengan emisi industri.

Polusi udara bertanggung jawab atas 450.000 kematian pada tahun 2016, menurut laporan tersebut.

Baca Juga: Vaksinasi Gratis Bagi Pekerja Indonesia dari Jamsostek, Cek Syarat dan Cara Pendaftarannya 

Sementara itu, cedera di tempat kerja menewaskan 360.000 orang.

Sisi positifnya, jumlah kematian terkait pekerjaan relatif terhadap populasi turun 14 persen dalam rentang tahun 2000 hingga 2016.

Laporan tersebut menambahkan bahwa ini mungkin mencerminkan peningkatan kesehatan dan keselamatan di tempat kerja.

Namun, ia juga mengatakan bahwa beban penyakit terkait pekerjaan mungkin "secara substansial lebih besar" dari yang diperkirakan.

Baca Juga: Italia Wajibkan 'Green Pass' untuk Semua Pekerja di Tengah Pandemi Covid-19, Begini Alasannya 

Frank Pega, petugas teknis WHO, mengatakan bahwa faktor kematian lain belum menjadi faktor dalam studi ini.

Faktor tersebut yakni akibat panas yang meningkat terkait dengan perubahan iklim saat dan juga penyakit menular seperti Covid-19.

Namun ia mengatakan, kedua faktor itu kelak akan ditambah dalam perkiraan di masa mendatang.***

 

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Asia One


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x