10 Ribu Penduduk Myanmar Melarikan Diri, Usai Pertempuran Junta dan Milisi Anti Junta Pecah

- 23 September 2021, 14:25 WIB
 Orang-orang terlantar akibat pertempuran di Myanmar barat laut antara pasukan junta dan pejuang anti-junta berjalan di Negara Bagian Chin, Myanmar, pada 31 Mei 2021.
Orang-orang terlantar akibat pertempuran di Myanmar barat laut antara pasukan junta dan pejuang anti-junta berjalan di Negara Bagian Chin, Myanmar, pada 31 Mei 2021. /Reuters/ Stringer

“Pembunuhan seorang pendeta Baptis dan pengeboman rumah-rumah di Thantlang, Negara Bagian Chin adalah contoh terbaru dari kehidupan yang diberikan oleh pasukan junta terhadap rakyat Myanmar,” ujar pelapor khusus PBB untuk hak asasi manusia di Myanmar, Thomas Andrews.

Terjadi peningkatan pertumpahan darah di sejumlah daerah seperti Negara Bagian Chin setelah Pemerintah Persatuan Nasional mengumumkan pemberontakan pada 7 September dan memanggil milisi baru, yang dikenal sebagai Pasukan Pertahanan Rakyat (PDF).

Baca Juga: Antonio Guterres Terpilih Kembali Jadi Sekjen PBB, Minta Bahas Soal Krisis Myanmar

Mereka merupakan kelompok oposisi yang menargetkan junta dan asetnya. Upaya PDF untuk menghadapi tentara Myanmar sering kali mengakibatkan warga sipil terjebak dalam baku tembak dan terpaksa melarikan diri.

Salai Thang mengatakan dia sangat prihatin dengan orang-orang terlantar yang berlindung di desa-desa terdekat. Beberapa di antaranya berada di negara bagian Mizoram, India.

“Para pengungsi itu sekarang sangat berjuang untuk mendapatkan makanan dan tempat tinggal,” kata Salai Thang.***

Halaman:

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x