Pakar NASA Bunyikan Alarm Bahaya Atas Masalah Serius di Stasiun Ruang Angkasa

- 24 September 2021, 14:27 WIB
Stasiun Ruang Angkasa (ISS) telah menghadapi masalah serius yang tidak sepenuhnya dimengerti mengapa hal itu terjadi.
Stasiun Ruang Angkasa (ISS) telah menghadapi masalah serius yang tidak sepenuhnya dimengerti mengapa hal itu terjadi. /Roscosmos

 

PR BEKASI – Seorang ahli NASA telah membunyikan alarm bahaya atas masalah serius di Stasiun Ruang Angkasa Internasional (ISS).

Merek menambahkan bahwa para insinyur telah menganalisisnya dan tidak sepenuhnya mengerti mengapa hal itu terjadi.

Pensiunan astronot NASA, Bill Shepherd mengatakan kepada komite DPR AS bahwa kerusakan ISS adalah masalah yang cukup serius.

Itu terjadi setelah kosmonot Rusia, Vladimir Solovyov mengatakan ISS menghadapi kegagalan yang tidak dapat diperbaiki.

Baca Juga: NASA Buka Lowongan Kerja, Surat Lamaran dari Bocah Polos Ini Bikin Gemes

Dia juga mengatakan retakan kecil telah ditemukan pada modul Zarya, yang bisa mulai menyebar dari waktu ke waktu.

Retakan sebelumnya pada ISS telah menyebabkan kebocoran udara dan bahkan penurunan tekanan di dalam modul, dan karenanya memerlukan tindakan segera untuk memperbaikinya.

Bill Shepherd, yang menjabat sebagai Komandan Ekspedisi 1, kru pertama di ISS mengatakan kepada perwakilan DPR AS bahwa “mungkin ada celah lain yang belum ditemukan.

"Sejauh yang saya tahu, para insinyur Rusia dan insinyur NASA telah menganalisisnya, mereka tidak benar-benar mengerti mengapa retakan ini muncul sekarang," katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Express, Jumat, 24 September 2021.

Baca Juga: Ingin Tentukan Tingkat Ekspansi Alam Semesta, NASA Tunggu Fenomena Supernova Requiem

Pakar ruang angkasa mengatakan dia telah belajar lebih banyak tentang retakan di Stasiun Ruang Angkasa Internasional.

"Cukup kecil dan terlihat seperti goresan di permukaan pelat aluminium," katanya dalam dua pertemuan Komite Penasihat ISS NASA yang baru-baru ini dia ikuti.

Bill Shepherd mengatakan kepada komite DPR AS bahwa saat ini, retakan tidak cukup lama untuk menimbulkan masalah serius, tetapi menambahkan bahwa itu bisa berubah seiring waktu.

Rusia sering menyuarakan keprihatinan atas perangkat keras di Stasiun Ruang Angkasa Internasional dan telah menyarankan untuk meninggalkan ISS setelah 2025.

Baca Juga: NASA Tunda Peluncuran Roket usai Rumah Sakit Kekurangan Oksigen untuk Pasien Covid-19

ISS ini dibangun pada 1998 sebagai bagian dari proyek bersama antara Rusia, AS, Kanada, Jepang, dan beberapa negara Eropa.

Pada awalnya, ISS dirancang untuk masa pakai 15 tahun, namun ekarang telah digunakan selama 22 tahun.

Pada September 2019, modul stasiun ruang angkasa lainnya, Zvezda, yang menyediakan tempat tinggal bagi para kosmonot, mulai mengeluarkan udara.

Media Rusia sebelumnya melaporkan bahwa Solovyov mengatakan kepada Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia bahwa sudah ada sejumlah elemen yang rusak parah dan tidak berfungsi.

“Banyak dari mereka yang tidak dapat diganti. Setelah 2025, kami memprediksi kegagalan seperti longsoran salju dari banyak elemen di ISS,” katanya

Baca Juga: NASA Peringatkan Dunia: Ada Asteroid yang Akan Menghantam Bumi pada Mei 2022

NASA memiliki dana untuk tetap mengoperasikan ISS hingga 2024, dan bertujuan untuk mendapatkan perpanjangan dari DPR AS untuk melanjutkan aktivitas stasiun hingga 2028.

Tapi, Bill Shepherd mengatakan bahwa NASA pertama-tama harus memecahkan misteri celah baru modul Zarya.

"Untuk sampai ke dasar ini adalah masalah yang cukup serius. Saya tidak berpikir stasiun itu dalam bahaya langsung. Tapi sebelum kita mengosongkan stasiun untuk penggunaan operasional selama bertahun-tahun, kita harus lebih memahami ini," katanya.

ISS pada akhirnya akan pensiun dan mendorong dirinya sendiri ke atmosfer untuk terbakar hingga hancur.

Setelah itu, NASA tidak mau membangun stasiun baru, melainkan merekrut perusahaan swasta untuk melakukannya dan telah menyiapkan dana sebesar 400 juta dolar atau senilai Rp5.7 biliun.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Express


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x