Kendati demikian, para peneliti tidak memperhitungkan berapa banyak kasus yang dilaporkan pemerintah AS terkait penularan dari Eropa atau Asia.
"Ini adalah analisis yang berkualitas buruk, saya ragu itu bisa dipublikasikan di jurnal internasional," kata pakar kesehatan yang menolak disebutkan namanya dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari ABS CBN pada Sabtu, 25 September 2021.
Baca Juga: Dokumen Terbaru Covid-19 Bocor, Laboratorium Wuhan Terungkap Berencana Masukan Virus ke Kelelawar
"Setiap analisis tingkat tes-positif harus memperhitungkan bagaimana pengujian dilakukan, dan interpolasi di luar jangkauan data yang diamati selalu sulit," tambahnya.
China melaporkan kasus Covid-19 pertamanya pada Desember 2019. Sedangkan AS mengidentifikasi kasus pertamanya pada 20 Januari saat pasien tersebut memiliki riwayat perjalanan ke Wuhan, China.
Makalah tersebut ditulis oleh Zhuowang Yang, seorang profesor di Universitas Sains dan Teknologi (UST) China, Guo Tiande dari CAS, dan dua ilmuwan lainnya dari UST.
Beberapa pihak menilai, penulisan makalah tersebut merupakan upaya China untuk mencoba melawan kritik AS yang menuding mereka menyembunyikan informasi mengenai asal-usul Covid-19.***