Gaza Bakal Dibangun Ulang usai Porak Poranda Akibat Serangan Israel, Qatar dan Mesir Siap Tanggung Biaya

- 28 September 2021, 12:58 WIB
Gaza akan segera memulai rekonstruksi pada Oktober mendatang setelah dijanjikan dana sebesar Rp14 triliun dan perkiraan selesai pada akhir 2022.
Gaza akan segera memulai rekonstruksi pada Oktober mendatang setelah dijanjikan dana sebesar Rp14 triliun dan perkiraan selesai pada akhir 2022. /Reuters/Muhammad Salem

PR BEKASI - Gaza akan segera memulai rekonstruksi tahap pertamanya pada Oktober mendatang.

Sebelumnya, proyek rekonstruksi Gaza ini dikabarkan akan menelan dana sebesar 1 miliar dolar atau Rp14 triliun.

Rencana rekonstruksi ditetapkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Gaza, Komite Qatar untuk Rekonstruksi Gaza dan pihak internasional lainnya.

Baca Juga: Nelayan Palestina Sumringah, Israel Perluas Zona Penangkapan Ikan di Gaza

Naji Sarhan selaku wakil sekretaris Kementerian Pekerjaan Umum mengatakan bahwa beberapa negara berjanji untuk berkontribusi pada proses rekonstruksi Gaza, dan pekerjaan akan dimulai pada Oktober.

“Qatar menjanjikan 500 juta dolar AS atau Rp7 triliun untuk membangun kembali unit-unit perumahan yang hancur dalam serangan Israel baru-baru ini, di mana Mesir menjanjikan 500 juta dolar AS atau Rp 7 triliun yang akan digunakan untuk infrastruktur dan menghancurkan jalan-jalan,” kata Naji Sarhan, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Al Jazeera pada Selasa, 28 September 2021.

Menurut Sarhan, kerugian dalam perang baru-baru ini diperkirakan mencapai 497 juta dolar AS atau setara dengan Rp7 triliun.

Baca Juga: Angkatan Udara Israel Serang Dua Fasilitas Manufaktur Senjata dan Landasan Roket Hamas di Gaza

“Blokade Israel-Mesir selama 14 tahun di jalur itu menimbulkan banyak hambatan pada proses rekonstruksi. Israel melarang bahan bangunan melalui penyeberangan perbatasannya, sehingga memperburuk keadaan hidup warga Palestina di Gaza,” kata Sarhan.

Sementara untuk kesepakatan rekonstruksi mencakup tiga fase.

Yang pertama termasuk membangun kembali rumah tempat tinggal oleh komite Qatar, yang akan membangun kembali sekitar 1.000 unit yang sebelumnya hancur, termasuk 800 yang mengalami kerusakan sebagian.

Baca Juga: Hamas: Otoritas Palestina Halangi Rekonstruksi di Jalur Gaza

Menurut Sarhan, Mesir akan memulai fase pertama dalam beberapa hari.

Di mana pengaturan masuknya peralatan konstruksi ke Jalur Gaza sedang dilakukan melalui perbatasan Rafah.

Di lain pihak Kuwait sebelumnya juga telah berjanji untuk membangun menara yang dibom dalam serangan terakhir, tetapi perjanjian itu tidak disetujui secara resmi.

Baca Juga: Awak Ambulans Gaza Lakukan Yoga Sebagai Bentuk Peringati Hari Yoga Internasional

“Kami berharap lebih banyak donor untuk bergabung dalam proses rekonstruksi dalam tiga bulan mendatang, termasuk Dewan Kerjasama Teluk (GCC), Uni Eropa, dan berkontribusi untuk mendukung sektor industri dan pertanian di Gaza,” katanya.

Sementara Salama Marouf selaku juru bicara pemerintah Gaza, mengatakan bahwa Israel setuju untuk menghapus pembatasan yang dikenakan pada bahan bangunan yang masuk ke Gaza.

Mekanisme Rekonstruksi Gaza (GRM) adalah perjanjian sementara yang dibuat oleh PBB dan disetujui oleh Otoritas Palestina dan Israel pada September 2014.

Baca Juga: Hamas Minta Israel Transfer Sebanyak Rp400 Miliar dari Qatar ke Jalur Gaza

Mekanisme ini dirancang untuk mengatasi 'masalah keamanan' Israel sambil memungkinkan masuknya bahan konstruksi (hanya batangan agregat, semen dan baja) ke Jalur Gaza untuk digunakan dalam proyek konstruksi.

“Ada banyak bahan yang dilarang masuk ke Gaza karena diklasifikasikan dalam daftar 'penggunaan ganda' dari Israel. Daftar ini sudah termasuk banyak bahan yang diperlukan seperti pompa air, lift, besi dll,” kata Marouf.

Namun, kendala utama yang ditakuti oleh komite rekonstruksi Gaza adalah Israel memblokir barang meskipun ada kesepakatan.

Baca Juga: Israel Kritik Pemimpin Indonesia yang Bohong Soal Serangan Gaza, Siapa yang Dimaksud?

Selain itu, siklus ekonomi di Gaza juga telah mencapai jalan buntu karena sepenuhnya bergantung pada dimulainya proses rekonstruksi.

Marouf juga memperingatkan setiap jeda atau penundaan dalam rencana rekonstruksi akan mengacaukan ketenangan saat ini di wilayah tersebut.

Muhanna mengatakan cuaca sekarang menjadi masalah karena suhu turun.

Baca Juga: Israel Kritik Indonesia soal Serangan di Gaza: Pemimpin Kalian Tidak Jujur dan Mengabaikan Konflik Sebenarnya

“Sampai saat ini, kami belum menerima konfirmasi kapan pekerjaan infrastruktur akan dimulai, tetapi kami berharap dapat segera dimulai,” katanya.

Marouf menambahkan bahwa jika semua donor mematuhi komitmennya dan berjalan sesuai rencana, rekonstruksi akan selesai pada akhir 2022.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x