Amnesty International: Taliban Lakukan Pembantaian Etnis Hazara di Afghanistan

- 5 Oktober 2021, 11:41 WIB
Amnesty International menduga Taliban telah melakukan pembantaian terhadap etnis Hazara di Afghanistan.
Amnesty International menduga Taliban telah melakukan pembantaian terhadap etnis Hazara di Afghanistan. /REUTERS/Jorge Silva

 

PR BEKASI – Taliban dilaporkan telah pembantaian terhadap setidaknya 13 anggota kelompok etnis Hazara, termasuk seorang gadis berusia 17 tahun.

Menurut laporan dari Amnesty International, peristiwa tersebut terjadi di provinsi Daykundi tak lama setelah mereka mengambil alih kekuasaan di Afghanistan.

Pada 30 Agustus 2021, konvoi 300 pejuang Taliban memasuki distrik Khidr dan menewaskan sedikitnya sebelas mantan anggota Pasukan Keamanan Nasional Afghanistan (ANSF).

“Sembilan di antaranya dibawa ke lembah sungai terdekat di mana mereka dieksekusi tak lama setelah menyerah,” kata Amnesty International, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Al Jazeera, Selasa, 5 Oktober 2021.

Baca Juga: Taliban Balas Serangan Bom di Masjid Kabul, Hancurkan Markas ISIS hingga Para Anggotanya Terbunuh

Seorang remaja, yang diidentifikasi dengan nama Masuma, tewas dalam baku tembak setelah Taliban menargetkan pasukan Afghanistan yang berusaha melarikan diri dari daerah itu.

Warga sipil lainnya, Fayaz, pengantin baru berusia 20-an, juga termasuk di antara mereka yang tewas dalam baku tembak.

Amnesty International menambahkan bahwa anggota ANSF yang terbunuh berusia antara 26 hingga 46 tahun.

“Semua korban adalah Hazara, yang dianiaya selama tugas pertama Taliban berkuasa antara tahun 1996 dan 2001,” katanya.

Baca Juga: Ledakan Bom Kembali Terjadi di Kabul di Tengah Pelaksanaan Salat Jenazah untuk Ibu Juru Bicara Taliban

Ini adalah pembantaian kedua etnis Hazara yang didokumentasikan oleh Amnesty International.

Setidaknya, sembilan orang Hazara dibunuh oleh pejuang Taliban di provinsi Ghazni pada Juli 2021 sebelum kelompok itu merebut kekuasaan Afghanistan.

Baik Taliban dan saingan mereka, Negara Islam Provinsi Khorasan, ISKP (ISIS-K), afiliasi ISIL, telah dituduh menargetkan orang-orang Hazara, yang merupakan mayoritas penduduk Syiah di Afghanistan.

Pada 1 September 2021, otoritas Taliban telah membantah terlibat dalam aksi pembantaian itu.

Baca Juga: PM Pakistan Minta AS Segera Mengakui Pemerintahan Taliban di Afghanistan, Cepat atau Lambat

Saidqullah Abed, kepala polisi yang ditunjuk Taliban untuk Daykundi, hanya akan mengkonfirmasi bahwa salah satu pejuang mereka terluka dalam baku tembak.

Raihana Azad, mantan anggota Parlemen untuk provinsi tersebut, juga memverifikasi laporan Amnesty International dengan mengatakan peristiwa 30 Agustus 2021 merupakan pembantaian yang tidak manusiawi yang dilakukan oleh Taliban.

Dia mengatakan apa yang terjadi di Khidr merupakan pelanggaran langsung terhadap klaim Taliban tentang amnesti umum nasional untuk mantan pasukan keamanan dan pegawai pemerintah.

Sekretaris Jenderal Amnesty International, Agnes Callamard mengatakan hal tersebut merupakan bukti bahwa Taliban melakukan pelanggaran HAM.

Baca Juga: Qatar Sebut Langkah Taliban pada Pendidikan Anak Perempuan di Afghanistan 'Sangat Mengecewakan'

“Eksekusi berdarah dingin ini adalah bukti lebih lanjut bahwa Taliban melakukan pelanggaran mengerikan yang sama yang mereka lakukan selama pemerintahan mereka sebelumnya di Afghanistan,” katanya.

Selama lima tahun kekuasaan mereka pada 1990-an, Taliban dituduh melakukan pembantaian kepada ratusan orang etnis Hazara di provinsi Balkh dan Bamiyan.

Zaman Sultani, peneliti Asia Selatan di Amnesty International, mengatakan pembunuhan di Daykundi mengikuti pola yang jelas oleh Taliban.

Dia menunjuk pada pernyataan yang diwawancarai dikaitkan dengan seorang pejabat senior Taliban sebagai bukti.

“Saya telah membunuh orang selama 20 tahun terakhir. Membunuh itu mudah bagiku. Saya bisa membunuh lagi,” kata pejabat itu kepada warga Daykundi.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x