Israel Tolak Gagasan Angela Merkel untuk Perdamaian, Naftali Bennett: Palestina Negara Teroris

- 12 Oktober 2021, 13:41 WIB
Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett menyebut Palestina sebagai negara teroris setelah menolak gagasan solusi dua negara dari Kanselir Jerman, Angela Merkel untuk mengakhiri konflik.
Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett menyebut Palestina sebagai negara teroris setelah menolak gagasan solusi dua negara dari Kanselir Jerman, Angela Merkel untuk mengakhiri konflik. /REUTERS

PR BEKASI – Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett kembali membuat masyarakat Palestina marah dengan pernyataan terbarunya.

Dalam konferensi pers bersama Kanselir Jerman, Angela Merkel pada Minggu, 10 Oktober 2021, Naftali Bennett menyebut Palestina sebagai negara teroris.

Sebelumnya, Angela Merkel telah menegaskan bahwa posisi Jerman dalam konflik Palestina-Israel tetap mendukung solusi dua negara sebagai cara terbaik untuk mengakhiri konflik Israel selama puluhan tahun.

Baca Juga: Israel Klaim Oman Sebagai Negara Arab Selanjutnya yang Akan Normalisasi Hubungan

“Saya pikir gagasan solusi dua negara tidak boleh diabaikan, tidak boleh dikubur dan bahwa Palestina harus dapat hidup dengan aman," kata Angela Merkel, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Middle East Monitor, Selasa, 12 Oktober 2021.

Angela Merkel juga mengecam pembangunan pemukiman ilegal Israel di wilayah Palestina yang diduduki dengan mengatakan bahwa itu tidak membantu.

Tapi, kanselir Jerman itu disambut dengan penolakan tanpa kompromi oleh Bennett yang juga mantan pemukim.

Baca Juga: Israel Izinkan Umat Yahudi Beribadah di Masjid Al Aqsa, Palestina Murka dan Ingatkan Pecahnya Perang

Seperti diketahui, Naftali Bennett merupakan pendukung kuat dari perusahaan pemukiman ilegal dan secara ideologis menentang penentuan nasib sendiri non-Yahudi di Palestina yang bersejarah.

Dirinya diketahui menentang gagasan Angela Merkel dengan menyebut Palestina sebagai negara teroris.

"Berdasarkan pengalaman kami, arti negara Palestina berarti sangat mungkin akan ada negara teroris, kira-kira tujuh menit dari rumah saya dan dari hampir semua titik di Israel," katanya.

Baca Juga: Nike Kabur dan Tidak Lagi Berjualan di Israel, Politik Apartheid Terhadap Palestina Diduga Jadi Alasan

Menyebut dirinya sebagai pria pragmatis, Naftali Bennett malah mengatakan dia siap untuk mengambil langkah-langkah di lapangan untuk meningkatkan kondisi kehidupan bagi warga Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza.

Komentar Naftali Bennett tentang kenegaraan Palestina adalah salah satu dari sedikit ketidaksepakatan antara sekutu dekat selama kunjungan dua hari Angela Merkel.

Diketahui, Angela Merkel akan mengakhiri masa jabatan 16 tahun yang ditandai dengan dukungan yang hampir tak tergoyahkan untuk Israel.

Baca Juga: Studi Terbaru Israel Ungkap Bahaya Pemanis Buatan, Temukan Bakteri yang Berbahaya bagi Usus

Menanggapi pernyataan yang dibuat oleh Naftali Bennett, juru bicara resmi Otoritas Palestina (PA), Nabil Abu Rudeineh dilaporkan mengatakan bahwa pendudukan adalah inti dari terorisme.

Dia menambahkan bahwa pendekatan Perdana Menteri Israel mengungkapkan pandangan kolonialis yang menentang perdamaian dan stabilitas.

Juru bicara itu juga mengklaim bahwa negara Palestina dengan ibu kotanya, Yerusalem Timur, adalah negara yang diakui PBB dan tidak memerlukan persetujuan atau penolakan Naftali Bennett.

Baca Juga: Latihan Menembak dengan Israel Pakai Sasaran Berbaju Arab, Polisi Panama Minta Maaf

“Rakyat Palestina tidak akan pernah melepaskan hak mereka dan tidak tunduk pada tekanan,” katanya.

Hussein Al-Sheikh, seorang pejabat senior Palestina yang mengawasi hubungan dengan Israel, juga menanggapi pernyataan Naftali Bennett dengan marah.

“Bentuk teroris terburuk adalah pendudukan, bukan pembentukan negara Palestina,” tulisnya di Twitter.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Middle East Eye


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x