Baca Juga: Terima Tawaran ASEAN, Junta Myanmar Sepakati Gencatan Senjata hingga Akhir Tahun 2021
Sedikitnya sembilan orang terluka dalam insiden itu, kata penyelenggara festival.
Meskipun ledakan ini bukan kecelakaan fatal, insiden serupa pernah terjadi di tahun-tahun sebelumnya dilaporkan juga telah mengakibatkan banyak kematian.
Dua orang tewas dan 15 terluka pada tahun 2017, sementara empat orang tewas selama edisi 2014, menurut media lokal.
Dikutip dari Rove Me, Festival Lampion Tazaungdaing berlangsung pada pertengahan November.
Diyakini bahwa itu berasal dari festival Kattika, yang menghormati planet pelindung dalam astrologi Hindu. Selama festival, rumah dan bangunan umum dihiasi dengan lampion warna-warni.
Baca Juga: Rusia Siap Kirim Jet Tempur Sukhoi Su-30 ke Myanmar Dukung Kesepakatan Senjata
Festival ini turut menghadirkan perlombaan. Di mana beberapa tim membangun dan meluncurkan balon udara panas yang dikemas dengan kembang api dan dihiasi dengan simbol Buddha.
Balon atau lampion dipandang sebagai persembahan ke surga (untuk Sulamani Cetiya dalam kosmologi Buddhis). Orang Burma percaya bahwa mereka dapat mengusir roh jahat.
Tempat terbaik untuk menyaksikannya adalah di Pagoda Shwedagon di Yangon di mana masyarakat dapat melihat lampion itu mengudara baik di malam hari maupun siang hari.