Mengenang Insiden Lampion Berisi Kembang Api Meledak di antara Kerumunan Penonton di Myanmar

- 13 Oktober 2021, 09:35 WIB
Lampion Berisi Kembang Api Meledak di antara Kerumunan Penonton saat Festival Lampion Tazaungdaing tahun 2018 di Myanmar.
Lampion Berisi Kembang Api Meledak di antara Kerumunan Penonton saat Festival Lampion Tazaungdaing tahun 2018 di Myanmar. /Youtube/ Kyaw Kyaw Win

 

PR BEKASI - Video insiden balon udara atau lampion berisi kembang api yang terjatuh dan meledak di antara kerumunan penonton di Myanmar beredar di media sosial Indonesia, khususnya Instagram.

Video itu diunggah oleh akun @merindink pada Selasa, 12 Oktober 2021 dan telah mendapatkan 314 ribu tayangan dan berbagai komentar netizen.

Dalam video terlihat balon udara yang terbakar kembali jatuh dan membuat kembang api meledak dan membuat penonton berhamburan mencari perlindungan.

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Global News pada Rabu, 13 Oktober 2021, kejadian itu terjadi saat Festival Lampion Tazaungdaing, sebuah perayaan tahunan yang menandai akhir musim hujan di Myanmar pada tahun 2018 silam.

Baca Juga: 10 Ribu Penduduk Myanmar Melarikan Diri, Usai Pertempuran Junta dan Milisi Anti Junta Pecah

Adegan menakutkan itu tepatnya terjadi pada Rabu, 14 November 2018. Menurut laporan media lokal, penyelenggara festival mengundang peserta untuk meluncurkan balon tak berawak penuh kembang api untuk menandai musim baru.

Namun salah satu balon itu terbakar selama festival hari malam itu.

Video amatir yang diambil oleh seorang penonton menunjukkan balon perlahan naik tetapi tiba-tiba kembang api keluar dari sisinya.

Dalam sekejap, balon itu meledak, membuat kembang api yang meluncur ke tanah saat balon itu jatuh ke arah kerumunan.

Baca Juga: Terima Tawaran ASEAN, Junta Myanmar Sepakati Gencatan Senjata hingga Akhir Tahun 2021

Sedikitnya sembilan orang terluka dalam insiden itu, kata penyelenggara festival.

Meskipun ledakan ini bukan kecelakaan fatal, insiden serupa pernah terjadi di tahun-tahun sebelumnya dilaporkan juga telah mengakibatkan banyak kematian.

Dua orang tewas dan 15 terluka pada tahun 2017, sementara empat orang tewas selama edisi 2014, menurut media lokal.

Dikutip dari Rove Me, Festival Lampion Tazaungdaing berlangsung pada pertengahan November.

Diyakini bahwa itu berasal dari festival Kattika, yang menghormati planet pelindung dalam astrologi Hindu. Selama festival, rumah dan bangunan umum dihiasi dengan lampion warna-warni.

Baca Juga: Rusia Siap Kirim Jet Tempur Sukhoi Su-30 ke Myanmar Dukung Kesepakatan Senjata

Festival ini turut menghadirkan perlombaan. Di mana beberapa tim membangun dan meluncurkan balon udara panas yang dikemas dengan kembang api dan dihiasi dengan simbol Buddha.

Balon atau lampion dipandang sebagai persembahan ke surga (untuk Sulamani Cetiya dalam kosmologi Buddhis). Orang Burma percaya bahwa mereka dapat mengusir roh jahat.

Tempat terbaik untuk menyaksikannya adalah di Pagoda Shwedagon di Yangon di mana masyarakat dapat melihat lampion itu mengudara baik di malam hari maupun siang hari.

Namun di tengah gejolak yang terjadi di Myanmar belum dapat dipastikan apakah Festival Lampion Tazaungdaing akan kembali digelar atau tidak pada tahun ini.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Global News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x