PR BEKASI – Orang Yahudi terakhir dari Afghanistan tiba di Turki kemarin, setelah diberikan visa oleh pemerintah Turki.
Zabulon Simantov (62), diketahui tiba di Bandara Istanbul pada Minggu, 17 Oktober 2021 dengan penerbangan dari ibu kota Pakistan, Islamabad
“Zabulon Simantov disambut oleh rabi Yahudi Ashkenazi di Istanbul dan langsung meninggalkan bandara dengan mobil pribadi,” kata laporan media lokal, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Middel East Monitor, Selasa, 19 Oktober 2021.
Baca Juga: Taliban Izinkan Perempuan Afghanistan Kembali Sekolah Dalam Waktu Dekat
Zabulon Simantov diketahui berasal dari provinsi Herat dekat perbatasan Afghanistan dengan Iran dan telah tinggal di ibu kota Kabul.
Dirinya diketahui telah menjadi orang Yahudi terakhir di Afghanistan sejak rekannya sesama Yahudi Afghanistan, Isaac Levy yang kabarnya berhubungan buruk dengannya meninggal pada 2004 lalu.
Selama beberapa dekade konflik di Afghanistan mulai dari invasi Uni Soviet, perang saudara berdarah, pemerintahan Taliban pertama dan mantan pemerintah Afghanistan yang didukung AS, Zabulon Simantov terus menolak untuk meninggalkan Afghanistan.
Baca Juga: Taliban Terancam Lengser dari Afghanistan, Petingginya Dinilai Tak Kompeten dalam Memimpin
Bahkan, setelah pengambilalihan kekuasaan oleh Taliban baru-baru ini, dia bersikeras akan tetap tinggal di Afghanistan
Namun, akhirnya, setelah menerima ancaman dari ISIS di Afghanistan, Zabulon Simantov setuju untuk dievakuasi dan membawa 30 orang lainnya bersamanya.
Dengan bantuan dari Kementerian Luar Negeri Turki, ia kemudian mendapatkan visa sementara oleh Pemerintah Turki.
Menurut laporan, dia hanya memiliki visa 90 hari dan diperkirakan akan tinggal di Istanbul untuk sementara waktu, sebelum mempertimbangkan opsi selanjutnya.
Namun, dilaporkan bahwa ia memiliki kerabat di AS dan istri serta anak-anaknya berimigrasi ke Israel pada akhir 1990-an.
Zabulon Simantov, di masa lalu selalu menyinggung kemungkinan pergi ke salah satu dari negara tersebut.
Baca Juga: Ratusan Pesepakbola Wanita Afghanistan Berhasil Dievakuasi Qatar dan FIFA dari Taliban
Media Turki memuji pemberian visa dan kedatangan Zabulon Simantov sebagai contoh lain dari bantuan historis negara itu kepada orang-orang Yahudi yang dianiaya atau diasingkan.
Hal tersebut mengacu pada kebijakan Kekaisaran Ottoman terhadap orang-orang Yahudi yang diasingkan dari Spanyol dan Portugal pada abad ke-15 dan pengungsian orang-orang Yahudi selama Perang Dunia Kedua.
Diketahui, saat ini banyak komunitas Yahudi Afghanistan yang telah pindah dan tinggal di Israel dengan total 10.00 orang.
Sementara itu, beberapa komunitas kecil juga diketahui tinggal di AS dengan populasi 200 orang dan di Inggris sebanyak 100 orang.
Mayoritas komunitas Yahudi Afghanistan tersebut meninggalkan negara asalnya saat Taliban berkuasa untuk pertama kalinya di era 1990-an.
Saat ini, keberadaan umat Yahudi di Afghanistan hanya tinggal sejarah saja, akan tetapi jejak kehadirannya masih terdapat di sana seperti sinagoga dan pemakaman.***