Netizen China makin bersimpati pada Ou setelah mengetahui bahwa dia telah berkali-kali meminta bantuan kepada pihak berwenang dan pejabat desa untuk menengahi sengketa tanah yang terjadi.
Baca Juga: Rencana China Invasi Taiwan dalam 4 Fase Perang Terungkap, Termasuk Serang Pasukan AS
Dalam satu postingan yang dia tulis pada bulan Juni, Ou mengatakan bahwa dia memperoleh persetujuan untuk membangun rumah baru dari komite desa pada tahun 2017.
Namun, ia masih belum berhasil membangun rumahnya karena gangguan dari tetangganya yang didukung oleh beberapa pejabat desa.
Dia mengatakan keluarganya, dengan lima anggota termasuk ibunya yang berusia 89 tahun, telah tinggal di gubuk yang kumuh selama lima tahun.
Ou sempat buron selama satu minggu. Pihak kepolisian dan pemerintah daerah bahkan menawarkan hadiah bagi mereka yang memberitahu keberadaan Ou.
Poster buronan Ou menawarkan hadiah sebesar 200.000 yuan sekira Rp443 juta (kurs Rp2.217) bagi yang menemukannya hidup-hidup.
Namun mereka akan memberikan hadian sebesar 500.000 yuan sekira Rp1.1 miliar jika menemukan mayatnya.
Langkah yang dilakukan kepolisian tersebut malah mendapatkan kecaman dari netizen China, yang merasa itu mendorong agar masyarakat membunuh Ou.