Bermotif Sengketa Tanah, Terduga Pelaku Pembunuhan Dapat Simpati Luas dari Netizen China

- 20 Oktober 2021, 20:50 WIB
Terduga pelaku pembunuhan dapat simpati luas dari Netizen China akibat dipersulit bangun rumah oleh korban yang punya koneksi dengan pejabat desa.
Terduga pelaku pembunuhan dapat simpati luas dari Netizen China akibat dipersulit bangun rumah oleh korban yang punya koneksi dengan pejabat desa. /Pixabay

 

PR BEKASI – Seorang terduga pelaku pembunuhan yang meninggal dalam pelariannya malah mendapatkan simpati luas dari masyarakat China.

Ou Jinzhong, dituduh membunuh dua orang dan melukai tiga lainnya akibat sengketa tanah dengan korban yang masih tetangganya.

Pria berusia 55 tahun itu lantas bunuh diri di sebuah gua di daerah Fujian, saat pihak kepolisian hendak menangkapnya lapor South China Morning Post.

Kasusnya masih diproses, tapi pihak kepolisian yakin Ou melakukan penyerangan dan pembunuhan pada korban yang masih satu keluarga.

Baca Juga: Kalajengking Raksasa Seukuran Anjing Ditemuka, Ilmuwan China Terkejut

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari AsiaOne pada Rabu, 20 Oktober 2021, penduduk desa mengatakan insiden itu terjadi setelah pertengkaran antara Ou dan keluarga korban akibat sengketa tanah.

Puncaknya pertengkaran Ou dengan korban diduga terjadi ketika seng dari gubuknya terbawa angin dan jatuh di kebun keluarga korban.

Penduduk desa mengatakan keluarga korban telah menghalangi Ou untuk membangun rumah dengan cara tidak memberi akses bahan bangunan untuk menuju tanah sengketa.

Netizen China makin bersimpati pada Ou setelah mengetahui bahwa dia telah berkali-kali meminta bantuan kepada pihak berwenang dan pejabat desa untuk menengahi sengketa tanah yang terjadi.

Baca Juga: Rencana China Invasi Taiwan dalam 4 Fase Perang Terungkap, Termasuk Serang Pasukan AS

Dalam satu postingan yang dia tulis pada bulan Juni, Ou mengatakan bahwa dia memperoleh persetujuan untuk membangun rumah baru dari komite desa pada tahun 2017.

Namun, ia masih belum berhasil membangun rumahnya karena gangguan dari tetangganya yang didukung oleh beberapa pejabat desa.

Dia mengatakan keluarganya, dengan lima anggota termasuk ibunya yang berusia 89 tahun, telah tinggal di gubuk yang kumuh selama lima tahun.

Ou sempat buron selama satu minggu. Pihak kepolisian dan pemerintah daerah bahkan menawarkan hadiah bagi mereka yang memberitahu keberadaan Ou.

Poster buronan Ou menawarkan hadiah sebesar 200.000 yuan sekira Rp443 juta (kurs Rp2.217) bagi yang menemukannya hidup-hidup.

Baca Juga: Studi Ungkap Olahan Daging China dan AS Bahaya, Kadar Garam Tinggi dan Risiko Hipertensi hingga Kematian

Namun mereka akan memberikan hadian sebesar 500.000 yuan sekira Rp1.1 miliar jika menemukan mayatnya.

Langkah yang dilakukan kepolisian tersebut malah mendapatkan kecaman dari netizen China, yang merasa itu mendorong agar masyarakat membunuh Ou.

"20.000 yuan untuk tersangka yang masih hidup, tapi 50.000 yuan untuk yang sudah meninggal. Bukankah ini insentif bagi orang untuk melakukan sesuatu yang buruk?" kata pengguna Weibo.

"Saya tidak tahu mengapa menemukan mayat (mati) lebih mahal daripada menemukan orang yang masih hidup," kata pengguna lainnya.

Di bawah tekanan publik, kepolisian setempat meminta masyarakat untuk tidak salah memahami pemberitahuan tersebut, lapor Chutian Metropolis News.

Baca Juga: Seniman Asal China Buang-buang Butiran Emas Murni, Kini Panen Kritikan

Seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya dari pemerintah mengatakan pemberitahuan polisi tidak bermaksud untuk mendorong atau menghasut orang untuk melakukan "hal-hal buruk", kata laporan itu.

Lebih lanjut otoritas disiplin setempat telah memulai penyelidikan terhadap pejabat desa mengenai masalah pembangunan rumah Ou, The Beijing News melaporkan.

"Tidak bertentangan antara menyelidiki alasan tersangka melakukan kejahatan dan menghukumnya atas kejahatan itu," kata China Youth Daily
dalam editorialnya.

"Memahami cerita dan motivasi di balik insiden ini tidak akan mempengaruhi pekerjaan pengadilan dalam membuat vonis terhadapnya," katanya.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Asia One


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x