Penyakit Misterius Terkait Covid-19 Serang Ribuan Anak, Para Ilmuwan Bingung

- 22 Oktober 2021, 13:56 WIB
Penyakit MIS-C yang diduga penyakit terkait Covid-19 telah menjangkiti ribuan anak di AS yang membuat para ilmuwan bingung.
Penyakit MIS-C yang diduga penyakit terkait Covid-19 telah menjangkiti ribuan anak di AS yang membuat para ilmuwan bingung. /REUTERS/Ivan Alvarado

PR BEKASI – Para ilmuwan telah dibuat bingung setelah penyakit misterius terkait Covid-19 mempengaruhi ribuan anak tanpa penjelasan apa pun.

Diketahui, penyebab penyakit yang dinamai multisystem inflammatory syndrome (MIS-C) tersebut saat ini belum diketahui penyebabnya dan telah mengirimkan gelombang anak-anak ke rumah sakit setelah kasus Covid-19 melonjak.

Di Amerika Serikat (AS), 5.200 dari 6.2 juta anak AS yang didiagnosis dengan Covid-19 telah mengalami MIS-C.

Baca Juga: Lirik dan Terjemahan Lagu SG Sexy Girl - DJ Snake, Lisa BLAKCPINK, Megan Thee Stallion dan Ozuna

Sekitar 80 persen pasien MIS-C dirawat di unit perawatan intensif, dan 20 persen membutuhkan sistem ventilasi agar mereka tetap hidup. 46 anak telah meninggal karena penyakit di AS.

Sementara para ilmuwan berebut jawaban, apa yang mereka ketahui adalah bahwa ini adalah komplikasi Covid-19 yang langka namun mengancam jiwa di mana sistem kekebalan hiperaktif menyerang tubuh anak.

Jika tidak segera ditangani, anak yang mengidap penyakit tersebut bisa mengalami trauma hingga meninggal dunia.

Baca Juga: Rachel Vennya Kalut dengan Hukumannya Nanti, Pakar Ekspresi: Ini Sudah Contoh Buruk

Beberapa anak terus mengalami kelainan irama jantung atau aneurisma, di mana dinding arteri menggelembung dan mengancam akan pecah.

Beberapa gejala MIS-C termasuk demam, sakit perut, muntah, diare, mata merah, ruam, dan pusing.

Mereka biasanya muncul dua sampai enam minggu setelah infeksi ringan atau bahkan tanpa gejala.

Baca Juga: Resep Ramen Khas Drama Korea yang Enak dan Halal, Berbahan Mi Instan Asal Indonesia

Tetapi dokter semakin baik dalam mendiagnosis dan mengobati MIS-C dan membuat tingkat kematian telah turun dari 2.4 persen menjadi 0.7 persen sejak awal pandemi.

Menurut para ilmuwan, penyakit semacam ini juga tidak hanya menyerang anak-anak, tetapi juga orang dewasa.

Orang dewasa juga dapat mengembangkan sindrom inflamasi seusai terjangkit Covid-19, yang dikenal sebagai MIS-A.

Baca Juga: Profil Afi Ahmad Ridlo, Santri Berpestasi yang Diangkat Jadi Menteri Agama Sehari

Tapi ini bahkan lebih jarang daripada MIS-C dan memiliki angka kematian tujuh kali lebih tinggi dari yang terlihat pada anak-anak.

Meskipun merupakan penyakit yang baru ditemukan, dokter dapat mengobati MIS-C dengan terapi yang telah digunakan selama beberapa dekade untuk mengobati penyakit yang disebut penyakit Kawasaki.

Penyakit Kawasaki mirip dengan MIS-C karena merupakan sindrom pediatrik yang juga menyebabkan peradangan sistemik.

Baca Juga: Oknum Polisi Pakai Mobil Patroli untuk Pacaran di Taman Safari, Bripda Bagas Dicopot dari Jabatannya

Perlahan tapi pasti, para ilmuwan saat ini mulai membuat kemajuan dalam menemukan asal usul MIS-C.

Di Rumah Sakit Anak Boston, sebuah penelitian pada Juli 2021 mengungkapkan varian genetik langka pada tiga dari 18 anak yang diteliti.

Dr Janet Chou, kepala imunologi klinis di Boston Children's, yang memimpin penelitian, mengatakan bahwa semua gen terlibat dalam melepas rem dari sistem kekebalan, yang dapat berkontribusi pada peradangan hiper yang terlihat pada MIS-C.

Baca Juga: Viral! Naik Maskapai Bawa Oleh-oleh, Wanita Ini Nangis Sesegukan Pas Buka Isinya

“Tapi ini tidak cukup bukti untuk mengungkap mengapa penyakit ini melanda AS dan misterinya masih belum terpecahkan,” katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Express, Jumat, 22 Oktober 2021.

Dr Chuo mengatakan bahwa lebih banyak pekerjaan diperlukan di atas studinya, yang menemukan varian genetik hanya pada 17 persen pasien.

Beberapa peneliti berpendapat bahwa peningkatan tingkat MIS-C di antara ras dan etnis minoritas di seluruh dunia harus didorong oleh genetika.

Tetapi mirip dengan Covid-19, yang lain berpendapat bahwa peningkatan kasus MIS-C di komunitas ini adalah akibat dari faktor sosial-ekonomi seperti kondisi kerja dan kehidupan yang berisiko tinggi.***

Editor: Asytari Fauziah

Sumber: Express


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah