43 Negara Ramai-ramai Kritik China Atas Dugaan Penindasan terhadap Muslim Uighur

- 22 Oktober 2021, 17:56 WIB
Komunitas Tibet, Hong Kong, dan Muslim Uighur melakukan aksi protes terhadap Partai Komunis China di Hari Nasional China.
Komunitas Tibet, Hong Kong, dan Muslim Uighur melakukan aksi protes terhadap Partai Komunis China di Hari Nasional China. /ANI

PR BEKASI - Lebih dari 40 negara, terutama negara Barat telah mengkritik China atas dugaan penyiksaan dan penindasan yang dilakukan pada muslim Uighur.

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Al Jazeera, pada Kamis, 22 Oktobwe 2021, 43 negara telah menandatangani pernyataaan yang mengkritik China.

Negara-negara tersebut menyatakan keprihatinan khusus atas laporan kamp di Xinjiang, yang diduga temapt sebagian besar muslim Uighur dan minoritas agama dan etnis lainnya disiksa.

Baca Juga: Bocorkan Upaya Penyiksaan Muslim Uighur, Polisi China: Mereka Digantung dan Disterum

Pernyataan tersebut dibacakan oleh Duta Besar Prancis untuk PBB Nicolas De Riviere pada pertemuan Komite Hak Asasi Manusia Majelis uMum.

"Kami meminta China untuk mengizinkan akses segera, bermakna, dan tak terbatas ke Xinjiang bagi pengamat independen, termasuk Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia dan kantornya,” kata dua negara.

Ini adalah ketiga kalinya dalam tiga tahun AS dan sebagian besar negara-negara Eropa menggunakan pertemuan Komite HAM tersebut untuk mengkritik China atas kebijakannya terhadap Uighur.

Baca Juga: Rayakan Ulang Tahun, China Malah Dapat Protes dari Tibet, Hong Kong, dan Muslim Uighur

Awal pekan ini, Institut Kebijakan Strategis Australia (ASPI), sebuah lembaga pemikir, merilis sebuah laporan baru yang merinci tentang penindasan Xinjiang kepada orang-orang Uighur.

Laporan itu mengatakan setidaknya 1.869.310 warga Uighur dan warga lainnya di Xinjiang dipilih untuk disiksa setelah mereka ketahuan menggunakan Zapya, sebuah aplikasi perpesanan seluler.

Menanggapi laporan tersebut, Kuba segera mengeluarkan pernyataan tandingan atas nama 62 negara lain yang mengatakan bahwa Xinjiang adalah urusan dalam negeri China.

Baca Juga: China Murka Amerika Serikat Buat Pameran Muslim Uighur yang Hilang: Trik Politik Rendahan

Sementara itu juga Duta Besar China untuk PBB Zhang Jun mengutuk tuduhan yang dinilai tidak berdasar dan disebutnya sebagai sebuah kebohongan.

Dirinya juga menuduh AS dan beberapa negara yang ikut menandatangani kesepakatan itu sebagai dalih untuk manuver politik dan memprovokasi.

Zhang Jun justru sangat membela Xinjiang, mengatakan bahwa kehidupan rakyatnya semakin baik dari hari ke hari.

Dan dia mengatakan bahwa rencana ke 43 negara itu menghalangi pembangunan China pasti akan gagal.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x