Kim Jong Un Minta Warga Korea Utara Makan Lebih Sedikit Hingga 2025 Agar Tidak Mati Kelaparan

- 28 Oktober 2021, 14:55 WIB
Pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un meminta rakyatnya untuk makan lebih sedikit hingga 2025 agar tidak mati kelaparan karena kelangkaan pangan yang melanda negara itu. /KCNA
Pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un meminta rakyatnya untuk makan lebih sedikit hingga 2025 agar tidak mati kelaparan karena kelangkaan pangan yang melanda negara itu. /KCNA /KCNA

“Situasi saat ini sangat serius sehingga mereka tidak tahu apakah mereka dapat bertahan hidup di musim dingin yang akan datang. Menyuruh mereka tidak makan banyak hingga 2025 sama dengan menyuruh kami mati,” tambahnya.

Sumber lain dari Hoeyrong, kota perbatasan timur laut berpenduduk 150.000 orang juga mengklaim warga Korea Utara curiga dengan rekam jejak Kim Jong Un dalam menangani pandemi Covid-19.

Baca Juga: Ribuan Makhluk Laut Terdampar Secara Misterius di Pantai Inggris, Diduga Karena Pencemaran Laut

“Masyarakat tidak mempercayai penjelasan pihak berwenang terkait Covid-19. Tidak peduli betapa sulitnya situasinya, di mana di Bumi mungkin ada orang yang mengalami lebih banyak kesulitan daripada kita?” katanya.

Sumber tersebut menambahkan bahwa saat ini kritik muncul bahwa penekanan pemerintah pada penghematan pangan mungkin karena Pemimpin Tertinggi Kim Jong Un tidak menyadari betapa seriusnya situasi pangan.

“Warga sudah berjuang untuk bertahan dan sudah mengencangkan ikat pinggang sebanyak mungkin,” katanya.

Baca Juga: Tanggapi Kondisi Lesti Kejora yang Kerap Dicibir Netizen, Ahli Tarot: Sepertinya Jangan...

“Mereka membenci tuntutan pihak berwenang yang tidak realistis, menanyakan seberapa ketat mereka bisa mengencangkan ikat pinggang,” tambahnya.

Salah satu pesan utama Kim Jong Un dalam kongres kedelapan Partai Buruh Korea yang berkuasa pada bulan Januari lalu adalah agar negara itu mengurangi ketergantungan pada impor dan menyelesaikan masalahnya sendiri.

Barang-barang kemanusiaan, sampai hari ini, tidak bisa masuk ke negara itu karena dianggap sebagai impor barang-barang non-esensial.

Halaman:

Editor: Asytari Fauziah

Sumber: Express


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah