Kekerasan terhadap Pribumi Brasil Meningkat 61 Persen di Tangan Jair Bolsonaro

- 29 Oktober 2021, 15:56 WIB
Tingkat kekerasan terhadap pribumi Brasil mengalami peningkatan di era pemerintahan Presiden Jair Bolsonaro.
Tingkat kekerasan terhadap pribumi Brasil mengalami peningkatan di era pemerintahan Presiden Jair Bolsonaro. /REUTERS/Ueslei Marcelino

Tahun lalu, Jair Bolsonaro melihat pendalaman skenario yang sangat mengkhawatirkan dalam hal hak, wilayah, dan kehidupan penduduk pribumi.

Baca Juga: Presiden Brasil Terus Ditanya Jumlah Kematian Covid-19, Jair Bolsonaro: Saya Bosan Mendengarnya

Klaim tanah adat juga telah dilumpuhkan di bawah pemerintahan Jair Bolsonaro dengan 1.289 tanah adat di Brasil, sebanyak 832 diantaranya menunggu pengakuan resmi dari pemerintah.

Presiden Brasil baru-baru ini diketahui telah mengunjungi wilayah pribumi dan membela penambangan ilegal yang memiliki dampak besar pada lingkungan dan penduduk pribumi.

Jair Bolsonaro sebelumnya memuji kolonel kavaleri tentara AS, George Armstrong Custer karena melakukan pembantaian terhadap pribumi asli dari dataran Amerika Utara.

Dia juga mengkritik reservasi untuk menduduki tanah adat yang berharga dan mengatakan dia tidak akan memberikan satu inci lagi tanah yang diklaim oleh penduduk pribumi.

Baca Juga: Presiden Brasil Jair Bolsonaro Murka usai Dilarang ke Stadion Nonton Bola, Gegara Belum Divaksin Covid-19

Jair Bolsonaro didukung oleh kepentingan pertanian yang kuat, sebagai bagian dari sekelompok anggota parlemen yang dikenal secara informal di Brasil sebagai blok daging sapi, Alkitab, dan peluru.

Para kritikus mengatakan bahwa komentar Jair Bolsonaro telah mendorong para penambang ilegal, penghuni liar, dan penebang liar, yang invasinya ke wilayah tanah adat telah memperburuk penyebaran Covid-19 di kalangan penduduk pribumi.

Lebih dari 800 penduduk Pribumi di Brasil telah meninggal karena Covid-19, menurut angka resmi yang hanya menghitung kematian berdasarkan reservasi dan bukan di antara penduduk asli di kota-kota Brasil.

Halaman:

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah