Badan Intelijen AS Sebut Asal Usul Covid-19 Tidak Akan Pernah Teridentifikasi, China Beri Tanggapan Menohok

- 1 November 2021, 12:37 WIB
Ilustrasi virus Covid-19. Badan Intelijen AS sebut asal usul Covid-19 tidak akan pernah teridentifikasi, China berikan tanggapan menohok.
Ilustrasi virus Covid-19. Badan Intelijen AS sebut asal usul Covid-19 tidak akan pernah teridentifikasi, China berikan tanggapan menohok. /Pixabay

Akan tetapi laporan ODNI tersebut mengatakan bahwa para analis tidak setuju mana yang lebih mungkin atau apakah penilaian definitif dapat dibuat sama sekali.

Baca Juga: WHO Sebut Patogen Berbahaya Bisa Jadi Kesempatan Terakhir untuk Tentukan Asal-usul Virus Covid-19

Lapora itu juga menolak anggapan bahwa Covid-19 berasal dari senjata biologis, dengan mengatakan para pendukung teori ini "tidak memiliki akses langsung ke Institut Virologi Wuhan" dan telah dituduh menyebarkan disinformasi.

Laporan yang dikeluarkan pada Jumat lalu adalah pembaruan dari tinjauan 90 hari yang dirilis oleh pemerintahan Presiden AS Joe Biden pada Agustus lalu.

Yakni di tengah pertikaian politik yang intens tentang seberapa banyak China mesti disalahkan atas dampak pandemi global daripada pemerintahannya yang mungkin tidak bergerak cukup cepat untuk melindungi warga.

China pun akhirnya buka suara dan menanggapi soal laporan tersebut.

"Langkah AS yang mengandalkan Badan Intelijennya alih-alih ilmuwan untuk melacak asal usul Covid-19 adalah lelucon politik yang lengkap," kata Liu Pengyu, juru bicara kedutaan besar China di Washington, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters pada Senin, 1 November 2021.

Baca Juga: Asal-usul, Hukum, dan Amalan Rebo Wekasan Hari Ini, Bacalah Doa Ini setelah Salat Tolak Bala

"Itu hanya akan merusak studi asal-usul berbasis sains dan menghambat upaya global untuk menemukan sumber virus," katanya, melanjutkan.

Mantan Presiden Partai Republik AS Donald Trump, yang kalah dalam pemilihannya kembali ketika pandemi mematikan menghancurkan ekonomi AS, dan banyak pendukungnya menyebut Covid-19 sebagai "virus China."

Halaman:

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah