“Suhu maksimum selama gelombang panas di beberapa pusat perkotaan dan kota-kota besar di kawasan itu akan mencapai atau bahkan melebihi 60 celsius,” kata para ilmuwan, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Al Jazeera, Selasa, 9 November 2021.
Penulis utama studi tersebut, Profesor George Zittis mengatakan kelembaban yang lebih tinggi dari peningkatan penguapan laut di sekitar Timur Tengah dan Afrika Utara akan meningkatkan bahaya.
Baca Juga: BTS Perform 'Butter' Bersama Megan Thee Stallion di American Music Awards 2021
“Tekanan panas selama musim panas akan mencapai atau melebihi ambang batas kelangsungan hidup manusia, setidaknya di beberapa bagian wilayah dan untuk bulan-bulan terpanas,” kata Profesor Zittis.
Pusat-pusat kota besar di kawasan itu seperti Dubai, Abu Dhabi, Doha, Dhahran, dan Bandar Abbas semuanya akan lebih sering mengalami suhu yang parah.
“Kota-kota akan merasakan peningkatan efek pulau panas dan sebagian besar ibu kota di Timur Tengah dapat menghadapi empat bulan hari yang sangat panas setiap tahun,” menurut Bank Dunia.
Sekitar 70 persen dari negara-negara yang paling mengalami kesulitan air di dunia berada di Timur Tengah dan Afrika Utara.
Saat perubahan iklim semakin memburuk, dampak sosial dan ekonomi di kawasan itu akan semakin parah.
Saat ini, lebih dari 12 juta orang di Suriah dan Irak kehilangan akses ke air, makanan, dan listrik karena kenaikan suhu, rekor tingkat curah hujan yang rendah, dan kekeringan, yang membuat orang-orang di seluruh kawasan kekurangan air minum dan pertanian.