PR BEKASI - Varian Covid-19 Omicron yang pertama kali ditemukan di Arfika Selatan saat ini tengah diwaspadai oleh masyarakat dunia.
Pasalnya, varian Omicron disebut lebih cepat bermutasi daripada varian-varian sebelumnya.
Sejumlah negara bahkan sudah menutup gerbang untuk kedatangan dari Afrika Selatan demi mencergah tersebarnya varian Omicron ini, termasuk di Indonesia.
Kendati demikian, dua negara tetangga, Malaysia dan Singapura, telah mengonfirmasi bahwa ada kasus baru penularan Omicron di negara tersebut.
Kepanikan pun mulai menjadi hingga pemerintah negara setempat lebih waspada.
Kewaspadaan ini membuat CEO AirAsia, Tony Fernandes, merasa aneh. Ia menyebut pemerintah di negara-negara Asia Tenggara terlalu berlebihan dalam menghadapi varian Omicron.
Dalam artikel di Pikiran-Rakyat.com dengan judul Bos AirAsia Tuduh Pemerintah Terlalu Berlebihan Hadapi Varian Omicron: Lebih Baik Turunkan Harga PCR!, Tony berharap pemerintah tak perlu panik atas kemunculan Omicron.
Hal itu ia sampaikan dalam pidato virtual di Forum Internasional Bangkok Post 2021 yang dijuluki "Melepas Masa Depan: Sekilas Menuju 2022 dan Setelahnya".