Para ilmuwan prihatin dengan jumlah karbon yang disimpan ke lautan sebagai akibat dari perubahan iklim buatan manusia.
Terlalu banyak karbon di lautan membuat air menjadi terlalu asam dan berpotensi tidak ramah bagi banyak spesies.
Menurut Profesor Rothman, setidaknya empat dari lima kepunahan massal masa lalu telah dikaitkan dengan peningkatan laju perubahan siklus karbon.
Baca Juga: Lesti Kejora Siap Jadi Ibu, Rizky Billar Selalu Peringatkan Sang Istri Soal Pantangan Ibu Hamil
Profesor Rothman memperkirakan ambang batas karbon di lautan adalah sekitar 300 giga ton per abad.
Sayangnya, beberapa perkiraan menunjukkan bahwa Bumi berada di jalur yang tepat untuk menambahnya hingga 500 gigaton pada tahun 2100.
"Kepunahan massal mewakili beberapa jenis kaskade umpan balik positif yang menyebabkan kehancuran ekosistem global,” katanya.
Baca Juga: Data Terbaru Kasus Covid-19 Indonesia Jumat 10 Desember 2021, Pagi Ini Jumlah Pasien Baru 220 Orang
"Apa yang kita lihat hari ini sangat serius, namun, saya tidak tahu seberapa banyak yang diperlukan untuk membawa kita ke titik kritis yang akan menciptakan kepunahan massal bagi ekosistem global,” tambahnya.