PR BEKASI - Valuta asing sebelumnya menjadi sumber modal bagi perekonomian di berbagai negara, terutama Afghanistan.
Afghanistan yang kini tengah dilanda krisis, saat ini harusnya sangat membutuhkan modal yang cukup besar untuk melanjutkan kehidupan warganya.
Namun, ternyata cadangan mata uang asing Afghanistan yang disimpan di AS, telah dibekukan sejak musim panas tahun ini.
Tak heran Afghanistan langsung kekurangan stok uang tunai di lapangan, hingga menyebabkan krisis semakin menjadi.
Baca Juga: Pertandingan Awal Tahun Leicester City dan Norwich City di Premier League Dibatalkan Akibat Covid-19
Oleh karena itu warga Afghanistan harus berjuang untuk mengakses tabungan keuangan mereka di bank sentral.
Dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari The Guardian pada Jumat, 31 Desember 2021, Afghanistan tidak hanya kekurangan uang tunai, namun juga pangan dan gizi serta sumber daya yang tidak memadai
Afghanistan juga mengalami kehancuran ekonomi yang cukup signifikan.
Ekonomi Afghanistan secara keseluruhan telah menyusut hampir sepertiga pada tahun 2021.
Konflik yang tiada henti menyebabkan kekuatan finansial dan keuangan Afghanistan memengaruhi kinerja SDM. Segala bentuk pekerjaan untuk warga sipil telah lenyap begitu saja.
Tidak hanya itu, gaji mereka yang masih bekerja juga mengalami kekeringan. SDM rakyat Afghanistan telah hilang hingga angka 25 persen.
Bila kondisi memprihatinkan ini berkelanjutan maka inflansi akan terus terjadi di Afghanistan.***